Prospek Ekonomi Membaik, Rupiah Terbang 114 Poin  

Kamis, 24 Oktober 2013 18:03 WIB

Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi domestik serta berlanjutnya tren pelemahan dolar Amerika menjadi katalis penggerak rupiah.

Pada transaksi pasar uang, rupiah menguat signifikan 114 poin (1,01 persen) ke level 11.155 per dolar Amerika.


Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, mengatakan naiknya data realisasi investasi di dalam negeri menjadi katalis positif bagi rupiah. "Tingginya arus modal ke Indonesia menambah ekspektasi positif investor terhadap prospek perekonomian jangka panjang."

Realisasi investasi pada kuartal ketiga 2013 tercatat sebesar Rp 100,5 triliun, atau naik 22,8 persen dibanding tahun sebelumnya (year on year). Dari realisasi tersebut, Rp 67 triliun (66,7 persen) di antaranya adalah investasi asing. Sebagian besar realisasi investasi ditujukan pada sektor pertambangan dan manufaktur.


Menurut Rully, meningkatnya investasi pertambangan dan manufaktur akan memicu kenaikan impor pada bahan baku dan mesin-mesin industri. Namun, hal itu diyakini tidak berdampak pada meningkatnya defisit perdagangan karena impor bahan baku dan modal bisa menghasilkan nilai tambah. "Penyebab defisit lebih disebabkan oleh impor barang konsumsi, terutama BBM."

Selain meningkatnya investasi, ekspektasi rendahnya inflasi bulan Oktober serta surplus neraca perdagangan bulan September menambah optimisme pelaku pasar.


Bila perbaikan ekonomi domestik juga diikuti pulihnya perekonomian global serta dilanjutkannya program stimulus bank sentral Amerika (The Fed), ruang penguatan rupiah semakin terbuka.

"Terbuka kemungkinan rupiah akan kembali ke level 10 ribu per dolar Amerika pada akhir tahun ini," ujar Rully.


Mata uang regional cenderung menguat hingga pukul 17.30 WIB. Euro ditransaksikan pada US$ 1,3806, pound sterling US$ 1,6183, dan yen 97,31 per dolar Amerika. Dolar Singapura ditransaksikan pada 1,2375 per dolar Amerika, won 1.061,05 per dolar, dolar Hong Kong 7,7530 per dolar Amerika, dan yuan 6,0816 per dolar.

PDAT | M. AZHAR

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya