Jusuf Kalla: Harga BBM Akan Naik 40 Persen

Reporter

Editor

Selasa, 30 November 2004 00:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:”Kenaikan harga BBM di dalam negeri nantinya diperkirakan mencapai 40 persen dibandingkan sekarang. Mendekati itu,” kata Jusuf setelah membuka seminar tentang gas yang diadakan Tempo.Namun, Jusuf mengingatkan, persisnya kenaikan harga BBM tersebut sangat tergantung dari perkembangan harga minyak di luar negeri dan nilai tukar dolar AS. “Berapa persisnya, nanti akan kita umumkan.”Menurut Jusuf, langkah menaikkan harga BBM diambil karena pemerintah tak punya pilihan lain akibat membubungnya harga minyak mentah di pasar internasional. Saat ini, kata dia, pemerintah harus merogoh kocek hampir 10 triliun per bulan untuk subsidi BBM. Hingga akhir tahun ini subsidi BBM diperkirakan mencapai Rp 70 triliun jika harga minyak masih di atas US$ 50 per barel. “Jumlah itu adalah rekor subsidi tertinggi sepanjang sejarah.”Dia mengungkapkan, subsidi itu merupakan pengorbanan sangat berat bagi pemerintah karena anggaran yang dimiliki semakin menipis. Namun, dia menekankan, bagaimanapun pemerintah tidak mungkin bertahan dengan subsidi yang besar. “Kita tak mungkin terus-menerus mempertahankan kebijakan populis seperti itu,” katanya. Pemerintah akan mengurangi subsidi BBM menjadi hanya sekitar Rp 25 triliun. Menurut Jusuf, jumlah subsidi itu sesuai dengan APBN 2005 yang telah disetujui DPR. Tapi dia menjanjikan, pencabutan subsidi hanya dilakukan untuk premium, solar, dan bahan bakar untuk industri. Sedangkan harga minyak tanah akan tetap disubsidi.Jusuf memahami kekhawatiran pencabutan subsidi ini akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Tapi pemerintah akan lebih khawatir lagi bila negara ini sudah tidak mempunyai uang lagi, karena itu berarti pemerintah tidak bisa lagi menyediakan dana untuk pendidikan dan kesehatan. Sedangkan soal kenaikan harga BBM akan dilakukan secara bertahap atau sekaligus, hanya masalah teknis. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah belum mempunyai keputusan apa pun atas rencana menaikkan harga BBM. “Terus terang saja, keputusannya belum ada. Kalau Pak Jusuf Kalla bilang sudah memutuskan naik 40 persen, ya, saya akan tanya Pak Jusuf Kalla dulu,” kata Purnomo pada kesempatan sama.Dia mengatakan, pengurangan subsidi harus mempertimbangkan asumsi harga minyak mentah yang digunakan. Contohnya, dengan asumsi harga minyak US$ 24 per barel dibutuhkan subsidi sebesar Rp 19 triliun. Sedangkan dengan asumsi US$ 35 per barel, subsidi mencapai Rp 60 triliun. “Sekarang mana yang dipakai, kita masih bermain dengan angka-angka dulu.”Menurut dia, Departemen Energi hanya mengajukan enam skenario kenaikan BBM yang berpatokan pada besar target pengurangan subsidi. Skenario itu termasuk rencana waktu yang tepat untuk mengeluarkan keputusan itu. Dalam simulasi itu, opsi yang diajukan adalah pertama, harga BBM tidak naik. Kedua, hanya minyak bakar dan minyak diesel yang dinaikkan harganya. Ketiga, selain minyak bakar dan minyak diesel, premium juga dinaikkan. Keempat, minyak bakar, minyak diesel, premium, dan sebagian solar dinaikkan. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sri Mulyani berpendapat, di masa mendatang, pemerintah perlu mengkaji pola pemberian subsidi bagi masyarakat miskin. "Sudah saatnya menerapkan kebijakan yang lebih mengena sasaran. Misalnya subsidi untuk petani diberikan langsung apakah dalam bentuk tunai atau bentuk lain," kata dia. Di sisi lain, Bappenas sendiri sedang menggodok konsep konversi penyaluran subsidi BBM. Menurut Deputi Kepala Bappenas Soekarno Wirokartono, pemberian subsidi melalui BBM tidak tepat sasaran. Kajian Bappenas menunjukkan 40 persen kelompok masyarakat berpenghasilan rendah hanya mengkonsumsi 16 persen BBM. "Sementara 80 persen BBM dipakai 60 persen kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi." Menurut dia, subsidi yang paling tepat dan langsung dinikmati masyarakat miskin adalah beasiswa untuk menyekolahkan anaknya dari sekolah dasar hingga menengah pertama. Dalam perhitungan Bappenas, jika subsidi minyak sebesar Rp 50 triliun dialokasikan untuk beasiswa, kelompok miskin akan terbantu biaya pendidikannya selama sepuluh tahun. Yura Syahrul/Dara Meutia Uning/Bagja Hidayat - Tempo

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

6 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

16 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

21 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

27 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

27 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya