Kendaraan alat berat menarik beton yang akan digunakan dalam proyek pembangunan tol Cinere dan Jagorawi (Cijago) di Jalan Raya Bogor, (19/9). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pelaksana Konstruksi (BP Konstruksi) Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini menyatakan Indonesia masih membutuhkan sekitar 10 ribu alat berat dalam bidang konstruksi. Pasalnya, pembangunan infrastruktur cenderung makin meningkat dari tahun ke tahun.
"Jumlah unit tersebut setara dengan Rp 30 triliun dengan asumsi harga satu alat berat sekitar Rp 3 miliar," kata Hediyanto di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2013.
Pada 2012, jumlah alat berat di Indonesia dari berbagai bidang sejumlah 210 ribu unit. "Sekitar 20 persennya atau 42 ribu unit untuk sektor konstruksi," katanya.
Hediyanto menambahkan, sekitar 46 persen alat berat digunakan untuk pertambangan, 18 persen untuk pertanian, dan 16 persen di bidang kehutanan. Menurut dia, diperlukan keseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan alat berat agar pembangunan konstruksi tak terhambat.
Selain itu, pemerintah setiap tahun mengalokasikan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk pembelian alat berat. "Fokus kami bukan pengadaan alat berat. Itu sebenarnya tugas swasta."
Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025
18 hari lalu
Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025
Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).