Pekerja mencuci kedelai di pabrik tempe di Kampung Rawa, Jakarta, Selasa (10/9). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Kupang - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Timur (NTT), Fredik Tielman, menyatakan bahwa stok kedelai di wilayahnya sudah sangat menipis. Kedelai yang tersedia di pasaran hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumen selama September 2013.
"Daerah kami terancam krisis kedelai. Stok hanya cukup untuk bulan ini, sedangkan bulan depan terancam kosong," kata Fredik kepada Tempo, Selasa, 10 September 2013.
Menurut dia, kedelai yang masuk ke NTT dikirim dari Pulau Jawa sehingga kelangkaan kedelai di sana pasti berimbas cukup besar ke NTT. "Kalau di Pulau Jawa saja kosong, bagaimana dengan kini di sini, pasti akan lebih parah," katanya.
Fredik menyebutkan harga kedelai di pasaran mulai melonjak dari semula Rp 9.000 menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Namun, dia mengaku belum mendapat laporan tentang kelangkaan kedelai serta ketiadaan tahu dan tempe. "Penjualan tahu dan tempe masih normal di sini," katanya.
Masalah ini, menurut Fredik, bisa teratasi jika nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat. Sebab, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi salah satu penyebab naiknya harga kedelai di pasaran. "Sepertinya nilai tukar rupiah mulai menguat. Kami harapkan demikian, sehingga harga kedelai kembali normal," katanya.
Ina, pedagang di Pasar Kasih Kupang, mengaku stok kedelai yang dijual hanya tersisa 50 kg. Kedelai itu dijual dengan harga Rp 12 ribu per kg. "Hanya tersisa ini yang dijual. Tidak ada stok lagi," katanya.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
16 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.