Krisis Rupiah, Pemerintah Genjot Investasi

Rabu, 21 Agustus 2013 19:23 WIB

MS Hidayat (tengah). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Perindustrian, Mohammad Suleman Hidayat, mengatakan Indonesia akan mengandalkan investasi untuk menggenjot perekonomian menyusul melemahnya nilai tukar rupiah dan turunnya indeks bursa saham.

"Jadi kebijakan-kebijakan kita untuk sementara kan kalau perdagangan kurang, maka bargaining kita investasi harus masuk," katanya di Istana Negara, Rabu, 21 Agustus 2013.

Menurut dia, beberapa sektor industri akan menjadi andalan untuk menggenjot investasi yaitu sektor pertambangan, agrobisnis, petrokimia, dan logam dasar. Dalam dua hari mendatang, pemerintah akan menyiapkan paket stimulus yang salah satunya untuk memicu investasi agar Indonesia bisa mencegah terseret dalam krisis menyusul pelemahan rupiah dan penurunan bursa saham.

Hidayat mengatakan paket kebijakan stimulus berfokus untuk melakukan relaksasi pada aturan-aturan investasi yang selama ini dianggap terlalu ketat bagi pelaku usaha."Intinya ada relaksasi pada aturan-aturan yang selama ini dianggap berlebihan," katanya. Ia mencontohkan nantinya di bidang perizinan di sektor migas, seluruh aturan yang memberatkan akan dipangkas. "Perizinan di bidang migas akan dipotong habis selain itu juga di sektor mineral."

Program stimulus investasi lain, kata Hidayat, adalah pemerintah akan mengeluarkan aturan perpajakan yang bisa memberikan keringanan untuk pengusaha. Sebelumnya, Hidayat pernah menyingung mengenai pemberintah insentif pajak bagi industri padat karya untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja.

Hidayat optimis bahwa investor asing masih tetap menggelontorkan dananya ke Indonesia. Pelemahan rupiah dan potensi perlambatan ekonomi,kata dia, dinilai investor sebagai kejadian yang terjadi sementara dan tidak akan mengancam ekonomi Indonesia dalam waktu panjang. "Saya masih melakukan groundbreaking proyek pelumas dengan investasi US$150 juta, artinya dalam situasi seperti ini, para investor menilai instabilitas hanya untuk sementara," katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini menggelar rapat ekonomi di Istana Negara menyusul terus melemahnya nilai rupiah dan penurunan indeks harga saham. Dalam rapat tersebut, pemerintah akan menyiapkan paket kebijakan dan akan diluncurkan pada Jumat nanti. Paket kebijakan tersebut diharapkan dapat meminimalkan dampak krisis global pada ekonomi Indonesia sehingga jika terjadi perlambatan, penurunan pertumbuhan ekonomi tidak sampai drastis dari target 6,3 persen.

ANANDA TERESIA

Berita Terpopuler:

5 Teknologi yang Mengancam Manusia

Lima Tokoh Ini Politikus Idola Anak Muda

Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'

Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara

Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas

Real Madrid Setuju Bayar Bale Rp 1,52 Triliun

Berita terkait

233 Karyawan Bata di PHK, Bagaimana Jaminan Hak-hak Pegawai Pabrik Sepatu Itu?

1 hari lalu

233 Karyawan Bata di PHK, Bagaimana Jaminan Hak-hak Pegawai Pabrik Sepatu Itu?

PT Sepatu Bata melakukan PHK ratusan karyawan secara bertahap. Bagaimana jaminan terhadap hak-hak pegawai pabrik sepatu itu?

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

4 hari lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

11 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

15 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

16 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

16 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

17 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

17 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

17 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

18 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya