Anton dan Mirza Calon Deputi Gubernur Senior  

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 13:21 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden mengajukan dua nama sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yakni Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan dan Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan, Mirza Adityaswara. "Saya cukup surprise. Saya menduga mantan Deputi Gubernur BI Hartadi yang akan diajukan," kata Wakil Ketua Komisi Keuangan DPR, Harry Azhar Azis, kepada Tempo, Rabu, 21 Agustus 2013.

Surat pengajuan tersebut bernomor R39/pres/8/2013 tertanggal 15 Agustus 2013. Surat tersebut akan dibahas di Badan Musyawarah (Bamus) DPR sebelum diserahkan ke Komisi Keuangan. Setelah itu, Komisi akan menggelar rapat internal untuk menerima atau menolak dua calon tersebut.

Menurut Harry, masih ada peluang ditolak fraksi atau beberapa fraksi. “Fraksi Golkar belum ada keputusan, tapi saya yakinkan untuk menerima karena beberapa alasan. Salah satunya soal Undang-Undang Bank Indonesia, jabatan deputi gubernur senior harus diisi," katanya.


Dia menambahkan, keputusan BI merupakan keputusan dewan gubernur. Sesuai undang-undang, dewan gubernur terdiri dari minimal empat deputi gubernur, satu deputi gubernur senior dan gubernur. "Minimal enam orang itu harga mati. Satu tak ada bisa dianggap keputusan bukan keputusan BI. Ini bisa digugat di Mahkamah Konstitusi," kata Harry.

Jabatan deputi gubernur senior kosong sejak posisi itu ditinggalkan Darmin Nasution pada 2008. Posisi itu ditinggalkan Darmin lantaran dia terpilih sebagai Gubernur BI. Deputi gubernur senior terpilih hanya akan melanjutkan masa jabatan tersisa, yakni hingga 2014.

Harry menjelaskan, pihaknya sempat menyebut nama Hartadi kepada Gubernur BI Agus Martowardojo, sebagai orang yang layak dipertimbangkan untuk mengisi posisi deputi gubernur senior. Namun, dia tak tahu apakah Presiden meminta pendapat Agus atau tidak. "Jabatan gubernur dan deputi gubernur senior tak perlu rekomendasi dari BI. Itu privilege Presiden," katanya.

Dia menduga Presiden mungkin menilai keduanya punya kompetensi dalam hal moneter. Seperti diketahui, ke depan BI akan lebih fokus menangani moneter karena pengawasan perbankan akan ada di bawah wewenang Otoritas Jasa Keuangan.

"Tampaknya dua nama punya kemampuan di sisi moneter untuk mengatasi inflasi dan lain sebagainya. Mungkin juga, dua orang ini dipilih lantaran keduanya juga mengerti kebijakan di perbankan yang bisa terkait dengan moneter,” ujar Harry.

MARTHA THERTINA







Berita terkait

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

2 jam lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

9 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

18 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

8 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

8 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

9 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya