TEMPO.CO, Jakarta - PT Sinar Solaria yang membawahi restoran Solaria membantah menggunakan minyak babi dalam proses pemasakan. "Isu yang berkembang itu tidak benar. Minyak-minyak kami memakai brand-brand halal. Semua makanan kami halal," kata Operational Manager Solaria, Dedy Nugrahadi, ketika dihubungi Tempo, 2 Agustus 2013.
Saat ini perusahaan sedang mengumpulkan sertifikat-sertifikat dari para supplier. "Supplier kita kan banyak, kita sedang kumpulkan sertifikatnya sebagai syarat mengurus ke MUI," kata dia.
Rencana mengurus sertifikat MUI, kata dia, bukan karena adanya isu berkembang. "Sudah lama sebenarya direncanakan." Sebelumnya, banyak diberitakan di sosial media bahwa Solaria menggunakan minyak babi. Cerita ini berkembang dengan narasi bahwa ada seseorang yang ingin membeli franchise, lalu dimintakan membuat perjanjian menggunakan angchiu dan minyak babi dalam beberapa masakan.
Menanggapi ini, Dedi memastikan bahwa perusahan tidak pernah berkecimpung di bisnis franchise. "Kami tidak pernah menawrkan franchise, perusahaan ini masih di bawah satu kepemilikan," katanya.
Majelis Ulama Indonesia melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) membenarkan restoran Solaria belum mengantongi sertifikat halal.
"Maka, bersama ini disampaikan bahwa MUI melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia belum pernah melakukan pemeriksaan atas produk makanan/minuman dan atau mengeluarkan sertifikat halal untuk restoran Solaria di mana pun," tulis MUI di situs resminya