TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah dinilai perlu segera mengembangkan penggunaan kereta api untuk mengurangi pemakaian jalan yang sudah melampaui batas. Guru Besar ITB Ofyar Z. Tamin mengatakan jika kereta api tidak segera ditambah penggunaan uang negara akan habis untuk memelihara jalan. "Pemakaian kereta bisa setidaknya mengoptimalkan penyerapan dana transportasi," katanya Rabu, 17 Juli 2013.
Ofyar mencatat biaya pemeliharaan jalan sudah memakan ongkos sebesar Rp5,1 triliun pada tahun 2006. Biaya itu kian membengkak hingga menjadi Rp 12 triliun pada tahun 2009. Dia menjelaskan penggunaan jalan masih menjadi saran utama. "Harus segera dicari alternatif seperti memajukan transportasi lain," kata dia di Kementerian Perhubungan.
Pengalihan transportasi berbasis jalan raya ke kereta api harus segera dilakukan. Menurut dia pengalihannya 10-20 persen saja. Namun fungsi bukan untuk angkutan penumpang, melainkan untuk barang. Pergerakan barang, kata dia, masih terpusat di Pulau Jawa sebesar 67,41 persen dan penumpang sebesar 86,41 persen. "Jalan masih mendominasi sebanyak 88 persen dari modal share," ujarnya.
Penggunaan rel akan lebih menguntungkan untuk perjalanan jarak jauh. Selain itu, kecepatan tinggi bisa dicapai karena tidak ada hambatan. Kereta api dinilai cocok untuk segala jenis anggukan massal. "Sayangnya kereta baru berada di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera," kata dia.
Guru Besar Universitas Indonesia Suyono Dikun mengatakan penggunaan kereta api baru mencapai sekitar 7,7 persen. Sebanyak 7 persen digunakan sebagai angkutan penumpang dan angkutan barang sebesar 0,7 persen. Anggaran yang digunakan mencapai Rp4-7 triliun. Sedangkan penggunaan jalan mencapai 91 persen yang memakan anggaran sekitar Rp30 triliun. "Transportasi kita masih juah dari seimbang," katanya.
Dia berpendapat pemerintah harus segera melaukan revitalisasi perkeretaapian nasional. Pengambil kebijakan, kata dia, harus memiliki pandangan yang sama mengenai perkeretaapian nasional. Menurut dia perlu dilakukan konvensi nasional perkeretaapian untuk menyetujui peta jalan kereta api nasional. "Pemerintah perlu membuat keputusan politik, once for all," katanya.
RAMADHANI
Berita terkait
Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap
26 hari lalu
Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.
Baca SelengkapnyaArus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta
30 hari lalu
Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.
Baca SelengkapnyaHasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi
32 hari lalu
Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.
Baca SelengkapnyaTravel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi
32 hari lalu
Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI
Baca SelengkapnyaPengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang
39 hari lalu
Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSatu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen
41 hari lalu
Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaJerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem
55 hari lalu
Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas
5 Maret 2024
Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.
Baca SelengkapnyaKondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat
6 Januari 2024
Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.
Baca SelengkapnyaAngkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru
28 Desember 2023
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya