TEMPO.CO, Jakarta - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) menyatakan sudah ada dua bandara yang mengalami kemacetan pada runway. "Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda," kata Direktur Keselamatan dan Standar LPPNPI, Wisnu Darjono, saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Juli 2013.

Ia menjelaskan, kemacetan itu terjadi akibat "peak season", yaitu masa liburan sekolah. Namun, Wisnu mengatakan antrean pesawat hanya terjadi di landasan, tidak di langit. Menurut dia, kapasitas navigasi ruang udara Indonesia masih luas.

"Dengan kemacetan di landasan, setiap pesawat bisa antre 10-15 menit," ucapnya.

Menjelang masa mudik Lebaran, kata dia, lembaganya akan mengaudit total 36 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, serta Unit Pelayanan Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Ia menyebut, audit dilakukan agar tidak ada pelanggaran terhadap "slot time" yang diberikan kepada maskapai, dengan penambahan frekuensi yang ada.

Salah satu maskapai yang melakukan penambahan frekuensi adalah PT Citilink Indonesia. Maskapai menambah tujuh frekuensi yang efektif dioperasikan pada 3 Juli 2013. "Total ada sembilan frekuensi tambahan, dan semuanya pergi-pulang (PP)," kata Vice President Marketing and Communications Citilink Indonesia, Aristo Kristandyo.

Berikut ini daftar rute yang mendapat penambahan frekuensi:

1. Cengkareng - Medan, dari tiga kali menjadi empat kali dalam sehari
2. Cengkareng - Semarang, dari satu kali menjadi dua kali dalam sehari.
3. Cengkareng - Banjarmasin, dari satu menjadi dua kali dalam sehari.
4. Cengkareng - Yogyakarta, dari satu menjadi dua kali dalam sehari.
5. Cengkareng - Surabaya, dari delapan menjadi 12 kali dalam sehari.
6. Cengkareng - Makassar, dari dua menjadi tiga kali dalam sehari.

"Semua penambahan frekuensi itu sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan," ucap Aristo.

Penambahan frekuensi tersebut merupakan hasil dari reposisi atau pengalihan frekuensi yang dilakukan maskapai. Aristo menuturkan, pengalihan dilakukan ke rute-rute yang dianggap lebih gemuk. Beberapa rute yang dialihkan antara lain Solo - Balikpapan dan Yogyajarta - Balikpapan.

MARIA YUNIAR