Lagi, Rupiah Tembus 9.900

Senin, 17 Juni 2013 11:31 WIB

Papan elektronik penunjuk pergerakan kurs valuta asing di PT Ayu Masagung di Jakarta, (10/10). Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank sempat anjlok melewati level Rp10.000 per dolar AS. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Peluang penguatan nilai tukar rupiah masih menunggu kenaikan harga BBM bersubsidi serta kepastian stimulus bank sentral Amerika Serikat (the Fed).


Hari ini, rupiah dibuka kembali menyentuh level 9.900 per dolar Amerika Serikat. Hingga 11.15 WIB, rupiah ditransaksikan dalam rentang 9.915 hingga 9.921 per dolar.


Di awal pekan, dolar kembali menguat atas mata uang berisiko setelah berkembang isu bahwa bank sentral Amerika akan mengurangi program pembelian aset obligasi serta menaikkan suku bunga.


Analis PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan harapan pembalikan arah rupiah masih menunggu kepastian pertemuan the Fed 19 Juni serta keputusan harga BBM hari ini. "Dua momentum tersebut akan menjadi titik tolak pergerakan rupiah ke depan.”


Menurut Albertus, defisit perdagangan yang terjadi sejak 2012 serta defisit transaksi berjalan yang memasuki bulan ke-7 membuat posisi rupiah terus tertekan. Meningkatnya impor yang tidak diimbangi ekspor otomatis meningkatkan permintaan dolar sehingga posisinya menguat.


Advertising
Advertising

Berbagai kebijakan moneter yang dikeluarkan pemerintah tidak otomatis mengurangi risiko pelemahan rupiah. Kenaikan BI rate efeknya hanya sementara dan tidak mampu mengatasi tekanan penguatan dolar.


Pada akhirnya, intervensi rutin bank sentral akan lebih berperan dalam mengimbangi tingginya kebutuhan dolar di dalam negeri. Karena itu, kenaikan harga BBM dianggap solusi terbaik untuk membenahi sektor fiskal.


Dengan membaiknya fiskal, fundamental ekonomi terjaga dan pasar tidak bergantung pada stimulus asing. “Pasar berharap pemerintah bernyali menaikkan harga BBM,” ujar Albertus.


Hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran 9.830 hingga 9.930 per dolar Amerika dengan kecenderungan melemah.


PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

17 jam lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

2 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

4 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

4 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

5 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

5 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

6 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

10 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

10 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

11 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya