Antisipasi BI Rate, Rupiah Melemah Tajam

Kamis, 13 Juni 2013 11:37 WIB

Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan tajam rupiah diprediksi berlanjut seiring capital outflow dalam negeri dan penguatan dolar Amerika Serikat di pasar global.


Menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan, pagi ini rupiah keok ke level 9.890 per dolar (kurs tengah Bloomberg). Rupiah tinggal selangkah menembus level terendah barunya di 9.900.


Pelemahan tajam rupiah 30 poin (0,31 persen) dibanding penutupan kemarin di level 9.860 dapat dikatakan sebagai sikap pasar mengantisipasi pengumuman suku bunga acuan siang ini.


Kenaikan suku bunga FasBI oleh sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen yang dilakukan bank sentral kemarin kurang ampuh meredam pelemahan rupiah di pasar spot dalam negeri. Pasalnya rupiah masih terbebani oleh tekanan jual di pasar saham dan obligasi selama dua pekan terakhir.


Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan tekanan yang tinggi mungkin akan mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 25 bps ke level 6 persen. "Kenaikan suku bunga bisa menahan tekanan jual yang terlalu tinggi dan berujung pada pelemahan rupiah."


Advertising
Advertising

Di samping itu, untuk mengatasi ancaman semakin menguatnya mata uang dolar di pasar global setelah Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi global tahun 2013 dari 2,4 persen ke 2,2 persen.


"Sementara ekonomi zona Euro diprediksi semakin terkontraksi dari -0,1 persen ke -0,6 persen," ujar Lana.


PDAT | M. AZHAR


Topik Terhangat:
Produk Baru Apple
| Mucikari SMP| Taufiq Kiemas| Priyo Budi Santoso| Rusuh KJRI Jeddah


Berita Lainnya:
Kata Fahri, Istana 'Tendang' PKS dari Koalisi

Tensi Darah Dicek, Kening Jokowi Berkerut

Polisi Ambil Visum Mucikari SMP

Skandal Seks Guncang Kemlu AS

5 Pujian untuk "Man of Steel"

Suswono Tak Pusing PKS Dikeluarkan dari Koalisi

Berita terkait

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

12 jam lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

1 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

1 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

1 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

2 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

6 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

6 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

7 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

9 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

10 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya