Gubernur BI: Faktor Global Pengaruhi Rupiah

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 12 Juni 2013 08:27 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bergejolaknya rupiah lebih banyak disebabkan faktor dari luar negeri yang juga sekaligus dialami banyak negara. Untuk itu Bank sentral akan selalu siap melakukan respon secara preemptiv atas kondisi tersebut. "Market harus memahami BI akan terus menjaga nilai tukar rupiah yang akan mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia," ucapnya di Gedung Parlemen, Selasa malam, 11 Juni 2013.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kemarin ditutup di posisi 9.830 atau melemah 15 poin dari hari sebelumnya. BI melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah tidak tembus 10.000 per dolar AS. Untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia, Agus berharap mekanisme pasar tetap berjalan. Akan tetapi dalam kondisi diperlukan adanya likuiditas, BI juga akan menjaga adanya likuiditas tersebut.

Selain faktor global, Agus mengakui pada kuartal kedua 2013 ini banyak korporasi yang memerlukan dana valas, baik untuk bayar kewajiban pokok utang maupun bunga, bayar dividen serta kebutuhan repatriasi. "Ini suatu siklus tahunan dan kita mengantisipasi itu, kebetulan datangnya bersamaan dengan kondisi perubahan didunia global, hampir semua negara harus menyikapi itu," kata dia.

BI tengah mempersiapkan suatu respon kebijakan termasuk kebijakan nilai tukar ataupun kebijakan tingkat bunga dan macro prudential. "Kita akan berkoordinasi dengan otoritas fiskal dan otoritas yang lainnya," kata Agus.

Bank sentral merespon perkembangan kondisi ekonomi saat ini dengan menaikkan suku bunga deposit facility (sebelumnya disebut Fasilitas Simpanan Bank Indonesi/Fasbi) dari 4 persen menjadi 4,25 persen. "itu adalah bagian dari langkah-langkah kita untuk mempersiapkan paket kebijakan moneter," ujar Agus. Sementara untuk keputusan naik tidaknya BI rate, akan dibahas pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan kamis mendatang.

Agus melihat semakin terdepresiasinya rupiah ini hanya sementara dan akan segera pulih kembali. Untuk itu bank sentral akan mengambil tindakan sebagaimana yang diperlukan.

LINDA TRIANITA
Berita Lainnya:
Hidayat Nur Wahid: PKS Memang Main di Dua Kaki
Laris Manis Lelang Barang Gratifikasi di KPK
Dolar Tembus Rp 10.000, BI Guyur US$ 100 Juta/Hari
Jokowi Ganti Dua Direktur RSUD
Apa Saja Kelebihan iOS 7?

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

9 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

13 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

13 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

15 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

15 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

15 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

16 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya