VPA Kayu Indonesia - Uni Eropa Diundur Lagi

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 4 Juni 2013 23:33 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Penandatanganan Voluntary Partnership Agreement (VPA) untuk produk perkayuan Indonesia dengan Uni Eropa belum juga rampung. Kerjasama itu awalnya ditargetkan bisa ditandatangani pada Januari lalu.

Direktur Program Multistakeholder Forestry Programme Yayasan Kehati, Diah Rahardjo mengatakan, keterlambatan itu disebabkan oleh belum selesainya translasi bahasa sertifikat legal oleh pihak Uni Eropa.

Padahal, dengan kerjasama itu, produk kayu Indonesia yang masuk ke Eropa akan dimudahkan. “Peluang ekspor ke wilayah Uni Eropa akan lebih besar dan produk kompetitor dari Cina, Vietnam dan negara lain tidak bisa masuk karena dianggap ilegal,” kata Diah.

Menurut dia, kerjasama ini menjadi mandatory (wajib) bagi kedua belah pihak. Keuntungan dari ekspor bagi Indonesia juga dianggap akan bertambah. “Semoga saja mereka menetapi janjinya,” katanya.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan, Dwi Sudarto, mengatakan, kerjasama itu akan dilakukan pada 15 Juli mendatang di Brussels, Belgia. “Sudah ada janji dari pihak sana,” katanya saat ditemui di acara penyerahan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu, Selasa, 4 Juni.

Kerjasama ini juga semakin menguatkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu yang sudah diterapkan pemerintah Indonesia. SVLK atau V-Legal itu dipakai untuk memastikan produk perkayuan yang tercatat diperoleh dan diolah secara legal.

Ia menjelaskan, produk kayu yang sudah dapat V-Legal dapat masuk ke 27 negara Uni Eropa dengan fasilitas Green Lane dan tidak diberlakukan uji tuntas. Sebagai contoh saja, produk kayu China yang masuk pasar Eropa dikenakan pajak sebesar 86 persen karena belum memiliki sertifikasi legal.

“Karena tidak jelas dia punya bahan baku legal atau tidak sementara kita karena sudah punya V-Legal jadi tidak kena pajak,” kata Dwi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Uni Eropa mengimpor US$ 24 miliar untuk produk kayu di 2012. Total ekspor produk kayu Indonesia ke wilayah tersebut yakni US$ 640 juta.

Untuk kuartal pertama tahun ini ekspor ke uni eropa sebesar US$ 416 juta, naik dari US$ 194 juta di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara V-Legal yang sudah dikeluarkan sejak 1 Januari hingga 3 Juni 2013 yakni sejumlah 31.724 lembar dengan 142 negara tujuan senilai total US$ 2,45 miliar.

RIRIN AGUSTIA

Berita terkait

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

27 Oktober 2023

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menyoroti kondisi ekonomi global yang berdampak pada industri kayu dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

15 November 2020

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus memberikan perhatian terhadap industri kayu ringan.

Baca Selengkapnya

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

3 Januari 2020

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

Terpukul oleh perang dagang, nilai ekspor kayu olahan Indonesia sampai 31 Desember 2019 hanya mencapai US$ 11,64 miliar.

Baca Selengkapnya

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

24 Agustus 2018

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pelemahan rupiah disebabkan faktor eksternal.

Baca Selengkapnya

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

13 Juli 2018

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

Pemerintah bakal memberi insentif untuk para pelaku industri kecil dan menengah di bidang kayu dan furnitur.

Baca Selengkapnya

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

11 Maret 2017

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

Jokowi menuturkan, pemerintah memberikan sejumlah insentif
bagi beberapa industri furniture dan rajinan untuk mendongkrak
nilai ekspor.

Baca Selengkapnya

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

17 Januari 2017

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

Pengapalan pertama produk kayu dengan lisensi FLEGT asal Indonesia ke Inggris ini ada sekitar 17 kargo.

Baca Selengkapnya

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

30 November 2016

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

Menteri Luar Negeri Retno menjelaskan bahwa kita harus memanfaatkan keunggulan komparatif produk kayu untuk meraih pasar yang lebih besar di UE.

Baca Selengkapnya

Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

30 November 2016

Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

Implementasi sistem verifikasi legalitas kayu perlu
disempurnakan karena diyakini mampu membangkitkan pelaku usaha
mebel skala industri kecil dan mene

Baca Selengkapnya

RI Terbitkan 845 Lisensi FLEGT Ekspor Kayu ke Uni Eropa  

24 November 2016

RI Terbitkan 845 Lisensi FLEGT Ekspor Kayu ke Uni Eropa  

Lisensi untuk tujuan ekspor ke 24 negara di Uni Eropa terdiri atas produk panel, furnitur, woodworking, kerajinan, chips, kertas, dan perkakas.

Baca Selengkapnya