Survei: Publik Menolak Kenaikan Harga BBM

Reporter

Senin, 27 Mei 2013 13:30 WIB

Sejumlah warga mengantri BBM jenis Premium menggunakan jerigen di sebuah SPBU kawasan Sepatan,Tangerang, Banten, (3/5). Di tengah ketidak jelasan kenaikan harga BBM, membuat BBM bersubdi menjadi langka. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta -Masyarakat menolak kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah mulai Juni 2013 nanti. "Masyarakat menilai kenaikan harga BBM hanya dijadikan pintu masuk bagi pemerintah meluncurkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) menjelang pemilu 2014," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN) dalam rilis yang diedarkan Senin 27 Mei 2013.

"Program BLSM sarat muatan politik praktis yang dianggap akan meningkatkan citra partai penguasa pemerintahan," katanya.

Awal Mei lalu, LSN melakukan survei terhadap 1230 responden dari seluruh provinsi di Indonesia. Populasi yang dipilih adalah penduduk Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau belum 17 tahun tapi sudah menikah. Hasil survei ini, sebanyak 86,1 persen responden secara tegas menolak kenaikan harga BBM. Hanya 12,4 persen responden yang setuju terhadap kebijakan itu, dan sisanya 1,5 persen responden menyatakan tidak tahu.

Menurut Umar, mayoritas responden yang tidak setuju rencana kenaikan harga BBM adalah masyarakat dari golongan pendidikan dan penghasilan rendah. Sedangkan hampir seluruh responden yang menyatakan persetujuannya berasal dari golongan masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan tinggi.

"Masyarakat yang menolak khawatir kenaikan harga BBM akan semakin membebani ekonomi rumah tangga mereka. Sedangkan yang setuju mengaku memahami alasan pemerintah untuk menaikan harga BBM, meskipun mereka kurang yakin kebijakan ini dapat menyehatkan perekonomian masyarakat," kata Umar.

Umar memaparkan sejumlah alasan kenapa dalam survei itu, mayoritas responden menolak kebijakan ini. Ada tiga alasan, ujarnya, yang diungkapkan para responden. Pertama, responden mengkhawatirkan kenaikan harga BBM akan diikuti kenaikan harga barang kebutuhan pokok lainnya, sehingga akan memberatkan ekonomi masyarakat golongan tak mampu. Kedua, kenaikan harga BBM tidak akan banyak membantu penyehatan fiskal seperti yang direncanakan pemerintah. Alasan terakhir, responden berprasangka pemberian program bantuan langsung kepada masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM hanyalah skenario politik.

Pada survei itu juga LSN meneliti sikap masyarakat soal program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Hasilnya 51,7 persen responden setuju adanya program itu setelah pemerintah menaikan harga BBM, sedangkan 47,2 persen menolak. "Uniknya, yang setuju program BLSM ini adalah masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM, alias masyarakat dari golongan tidak mampu. Sebaliknya yang menolak program itu adalah responden yang cenderung setuju pada rencana kenaikan harga BBM," kata Umar.

PRAGA UTAMA

Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha


Baca juga:

Daftar 'Perang' Antar Kubu di PKS

Ciuman Massal sebagai Protes

Hitung Cepat Pilgub Jateng, Ganjar Pranowo Unggul

Digugat Pencabulan, Korban Potong 'Burung' Melawan

Berita terkait

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

55 hari lalu

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.

Baca Selengkapnya

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

11 Januari 2024

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.

Baca Selengkapnya

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

10 Desember 2023

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.

Baca Selengkapnya

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

7 September 2023

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

17 Januari 2023

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

30 Desember 2022

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.

Baca Selengkapnya

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

6 Desember 2022

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM

Baca Selengkapnya

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

2 Desember 2022

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.

Baca Selengkapnya

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

1 Desember 2022

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.

Baca Selengkapnya

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

29 November 2022

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya