TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Indonesia memasuki momentum positif, khususnya dalam persaingan ekonomi global. Akan tetapi, beberapa hambatan internal masih muncul dan dapat mengancam kinerja ekonomi Indonesia yang positif tersebut.
"Penghargaan dunia terhadap ekonomi Indonesia sangat luar biasa. Tapi akankah Indonesia bisa memanfaatkan momentum positif ini atau justru tertinggal," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang Kebijakan Moneter, Fiskal, dan Publik Hariyadi Sukamdani dalam rakernas Kadin di Jakarta, Rabu, 17 April 2013.
Masalah pertama yang mengancam, kata Hariyadi, adalah bagaimana BUMN mengambil lahan swasta dalam berusaha. Menurut dia, BUMN seharusnya menjadi ujung tombak ekonomi Indonesia di dunia internasional, bukan menjadi jagoan kandang yang mengancam sektor swasta dalam negeri.
Selain itu, alokasi subsidi energi yang sedemikian besar sehingga mengganggu neraca keuangan dan fiskal juga bisa mengganggu capaian Indonesia. "Realisasi belanja modal juga masih rendah, penyerapannya terlambat. Sementara kebijakan pusat dan daerah juga tidak sinkron," katanya.
Ekspor, kata Hariyadi, juga turun. Hal ini disebabkan karena dua sektor yang menjadi kontributor utama ekspor, sektor tekstil, dan sepatu mengurangi kapasitas produksi karena kebijakan kenaikan upah buruh dan tarif listrik.
Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto, mengatakan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit karena beberapa masalah yang sifatnya struktural, seperti infrastruktur, korupsi, dan birokrasi. "Selain itu, ada anggapan bahwa defisit terjadi akibat ekspor turun karena tidak mengalami diversifikasi," katanya.
Suryo mengatakan tantangan ekonomi di tahun 2013 adalah bagaimana menghadapi masalah struktural tersebut. Selain itu, Indonesia harus memanfaatkan momentum positif pertumbuhan ekonomi domestik dengan memanfaatkan kondisi ekonomi global yang masih tak menentu. "Kondisi global yang tak menentu mendorong investasi masuk ke Indonesia. Ini yang harus dioptimalkan," katanya.
Kadin berharap kebijakan moneter dan fiskal yang dikeluarkan pemerintah dapat menjadi sebuah proses dan solusi untuk mengatasi masalah struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Suryo mengingatkan agar kalangan usaha mengantisipasi kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak akan mencapai proyeksi 6,5-6,8 persen. "Baru-baru ini Bank Dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 6,2 persen. Ini harus diantisipasi," katanya.
ANANDA TERESIA
Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Gayus Tambunan Beli Rumah Dekat Penjara Sukamiskin
VIDEO Bom Meledak di Boston, #prayforboston
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York
Berita terkait
Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri
2 hari lalu
Grab Indonesia sebut ekonomi nasional memberi harapan bagi para pelaku usaha untuk bisa terus menjaga daya saing produk atau layanan
Baca SelengkapnyaBPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaFathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
23 hari lalu
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Baca SelengkapnyaImbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
31 hari lalu
Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah
28 Februari 2024
Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024
2 Februari 2024
PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services
Baca SelengkapnyaAPBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia
19 Desember 2023
Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaTarget Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan
19 Desember 2023
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.
Baca SelengkapnyaInflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen
14 Desember 2023
ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023
Baca SelengkapnyaCORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI
12 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.
Baca Selengkapnya