Seorang warga korban lumpur panas Lapindo menabur bunga kelautan lumpur usai istighosah di tanggul titik 61, Desa Ketapang Keres, Porong, Sidoarjo, Jatim, Selasa (17/7). ANTARA/M Risyal Hidayat
TEMPO.CO, Sidoarjo- Lapindo Brantas Inc ingin mengklaim semburan lumpur dari Sumur Panjar Panji-1 tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Direktur Utama Lapindo Brantas Inc Dharma Irawan Jenie mengatakan, pihaknya berinisiatif melakukan penanaman 15 ribu pohon mangrove atau bakau di Pulau Tanjung Lumpur, pesisir Pantai Tlocor, Kabupaten Sidoarjo.
Pulau ini terbentuk dari hasil sedimentasi luapan lumpur Sidoarjo, yang terletak sekitar 15 kilometer dari Kota Sidoarjo, dan saat ini sudah menjadi salah satu daerah tujuan wisata. “Penanaman pohon mangrove ini membuktikan bahwa lumpur Sidoarjo tidak berbahaya dan tidak berakibat buruk terhadap ekosistem," kata Dharma di sela-sela menanam mangrove di Pulau Lumpur, Senin, 15 April 2013.
Kegiatan penanaman pohon bakau ini merupakan bagian dari program penanaman 1 miliar mangrove yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Dalam hal ini, kata Dharma, Lapindo Brantas Inc melakukan koordinasi dengan berbagai instansi, antara lain Dinas Pertanian Kabupaten Sidoarjo, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia cabang Sidoarjo, dan BPLS.
"Kita dapat melihat bahwa tumbuhan bakau tumbuh subur, burung pemangsa ikan tetap hidup harmoni dengan tumbuhan bakau, sehingga kegiatan mencari ikan tetap berjalan,” ucapnya.
Dari keseluruhan lahan bakau milik pemerintah Sidoarjo seluas 90 hektare, Lapindo Brantas Inc akan menanam bakau di area seluas 2 hektare. Dharma berharap, program ini dapat bermanfaat sesuai harapan masyarakat serta dapat ditingkatkan.
Sebelumnya, Lapindo Brantas Inc telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) di wilayah operasional perusahaan. Antara lain dengan program penghijauan, pembangunan infrastruktur, kesehatan, pelatihan usaha kecil-menengah (UKM), dan budi daya lele.