Petani sayuran, memilah sayuran sawi hasil panennya di Malang, Jatim, Minggu (23/8). Pada panen kali ini dengan luas lahan 1000 meter persegi, ia menghasilkan dua ton sayuran sawi. Foto: TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia bertekad untuk meningkatkan volume ekspor buah-buahan dan sayuran ke Singapura tahun ini. Target peningkatan ekspor produk hortikultura ini adalah 20 persen per tahun. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, ekspor sayur dan buah dari Indonesia ke Singapura sudah naik 18 persen pada 2012.
"Tapi kita belum bisa meningkatkan lagi karena biaya transportasi kita masih lebih mahal dibandingkan Cina," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 8 April 2013.
Hatta mengatakan, Indonesia harus mencari cara agar biaya transportasi pengiriman untuk kegiatan ekspor bisa lebih murah dibanding Cina. Jika hal ini bisa dilakukan, maka ekspor buah dan sayur bisa meningkat. "Kuncinya adalah bagaimana connectivity lebih murah," katanya. Tahun lalu, volume ekspor buah dan sayur Indonesia mencapai 25 ribu ton.
Tahun ini, untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur di Indonesia, akan dilakukan beberapa kegiatan promosi dan pemasaran produk hortikultura Indonesia secara lebih intensif. Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah promosi di Pasir Panjang Wholesale Center, NTUC Fair Price, dan Giant Hypermarket di Singapura. Selain itu, Indonesia akan melakukan perbaikan rantai pasokan dan membenahi struktur biaya ekspor sayur dan buah.
Indonesia sudah melakukan upaya fasilitasi bantuan pada petani untuk meningkatkan produksi buah dan sayur yang bisa diekspor. Fasilitasi yang dilakukan antara lain bantuan benih, rumah kemas, cool storage, mobil box berpendingin, serta peralatan panen di sentra produksi sayur dan buah. Pemetaan rantai pasok buah dan sayur juga telah dilakukan di beragam sentra produksi.
