Genjot Produksi, Hoa Sen Tambah Investasi

Reporter

Minggu, 31 Maret 2013 22:02 WIB

Salah satu pabrik baja yang ada di Indonesia. TEMPO/K Chandra Negara

TEMPO.CO, Vung Tau - Produsen baja asal Vietnam, Hoa Sen Group, menambah investasi sebesar US$ 20 juta untuk menggenjot produksi hingga 120 ribu ton baja galvanis mulai akhir pekan. Hal ini dilakukan menyusul peresmian fasilitas baru di pabrik baja lembaran Phu My, kemarin. "Investasi dari pinjaman beberapa bank. Kami berharap bisa meningkatkan produksi dari saat ini sebesar 700 ribu ton per tahun,” kata Kepala Eksekutif Hoa Sen Group, Le Phuoc Vu, pada saat peresmian pabrik barunya di Vung Tau, Vietnam, Minggu, 31 Maret 2013.

Penambahan kapasitas produksi tersebut, kata dia, untuk memenuhi pasar domestik dan regional. Hoa Sen Group sebelumnya telah menggelontorkan investasi hingga US$ 100 juta atau sekitar Rp 970 miliar untuk membangun pabrik tahap pertamanya pada Agustus 2011.

Berbeda dengan pabrik serupa di kawasan Asia Tenggara lainnya, Hoa Sen Group memproduksi baja galvanis melalui proses hot dip. Dengan begitu, kebutuhan produk baja yang biasanya 100 Persen diimpor oleh Vietnam bisa dipenuhi di dalam negeri.

Terus tumbuhnya perekonomian Indonesia yang tahun ini diperkirakan melampaui enam persen, menurut Vu, menjadi salah satu pendorong perusahaan meningkatkan produksi. "Permintaan pasar baja dari Indonesia termasuk yang paling tinggi di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.

Hal ini tak lepas dari jumlah populasi di Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara dan iklim investasi dan perdagangan yang cukup mendukung. "Kami siap memenuhi kebutuhan impor Indonesia dengan kualitas terbaik dan tentunya dengan harga yang reasonable," ucap Vu.

Beberapa produk yang dihasilkan Hoa Sen Group sejak 2001 ini di antaranya adalah: produk baja dan plastik, baja galvalume, lembar baja galvanite, lembar baja pre-painted galvanite, lembar baja pre-painted galvalume, pipa baja persegi, pipa baja dan pipa plastik. Tahun lalu Hoa Sen Group menguasai sekitar 41 persen paar lembaran baja di Vietnam.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, angka pertumbuhan sektor logam dan baja Indonesia tahun lalu mencapai 8,4 persen. Tahun ini, konsumsi baja untuk konstruksi di Indonesia menduduki peringkat kedua di ASEAN setelah Thailand.


RAHMA TW | RR ARIYANI (VIETNAM)

Berita terkait

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

6 November 2023

Permintaan Meningkat 17,9 Juta Ton, Impor Baja RI Tembus 14 Persen

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS, Purwono Widodo, mengungkap permintaan baja Indonesia meningkat menjadi 17,9 ton pada 2023.

Baca Selengkapnya

Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

6 November 2023

Industri Baja RI Disebut sebagai Sektor yang Menarik untuk Investasi, karena...

Secara jangka panjang, ASEAN terutama Indonesia, masih menjadi wilayah yang menarik untuk investasi di industri baja.

Baca Selengkapnya

Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

9 September 2023

Industri Peleburan Baja Kena Sanksi Administratif DKI, Operasional Cerobong Harus Dihentikan Sementara

Dinas Lingkungan Hidup DKI memberikan sanksi administratif kepada salah satu industri peleburan baja. Aktivitas cerobong harus dihentikan sementara.

Baca Selengkapnya

Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

2 Desember 2022

Ekspor Produk Baja Naik Pesat Menjadi 5,2 Juta Ton pada 2021

Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

26 Juli 2022

Kemendag Targetkan Ekspor Besi dan Baja di Tahun Ini USD 30 Miliar

Kemendag menargetkan ekspor baja dan besi US$ 30 miliar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Kerugian Negara di Kasus Krakatau Steel Ditaksir Mencapai Rp 6,9 Triliun

18 Juli 2022

Kerugian Negara di Kasus Krakatau Steel Ditaksir Mencapai Rp 6,9 Triliun

Kejaksaan Agung memulai penyidikan kasus korupsi dalam proyek pembangunan pabrik blast furnace complex di PT Krakatau Steel tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen

1 April 2022

Krakatau Steel Cetak Laba Bersih Rp 896,1 Miliar, Naik 174 Persen

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 896,1 miliar sepanjang 2021, mengakhiri kerugian yang dialami delapan tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya

2022, Kimin Tanoto Optimistis Kinerja Industri Baja Meningkat

17 Desember 2021

2022, Kimin Tanoto Optimistis Kinerja Industri Baja Meningkat

Banyak faktor turut mempengaruhi kinerja industri baja pada 2022. Mulai dari pertumbuhan ekonomi dunia hingga rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Efisiensi, Dirut Krakatau Steel Sebut Jumlah Pegawai Ideal 2.500 di Akhir 2021

25 September 2021

Efisiensi, Dirut Krakatau Steel Sebut Jumlah Pegawai Ideal 2.500 di Akhir 2021

Dirut Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perseroan bakal terus mengurangi jumlah pegawai hingga akhirnya berjumlah 2.500 orang pada akhir 2021.

Baca Selengkapnya

Dirut Krakatau Steel: Pabrik Hot Strip Mill 2 Pangkas Biaya Operasi 25 Persen

21 September 2021

Dirut Krakatau Steel: Pabrik Hot Strip Mill 2 Pangkas Biaya Operasi 25 Persen

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengklaim pabrik Hot Strip Mill 2 mampu menghasilkan lembaran baja dengan kualitas terbaik.

Baca Selengkapnya