TEMPO.CO, Malang - Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Malang, Jawa Timur, segera menggarap proyek zona air minum prima (ZAMP) di Kecamatan Kepanjen dan Kecamatan Tajinan. Proyek itu dimulai di sebuah perumahan pada April hingga Mei dengan sasaran 250 pelanggan rumah tangga.

Direktur Umum PDAM Kabupaten Malang Samsul Hadi mengatakan proyek tersebut memakan biaya Rp 200 juta. Uang itu terutama digunakan untuk membenahi pipa untuk meningkatkan tekanan aliran air. Tekanan air yang tinggi mutlak diperlukan supaya saat terjadi kebocoran tidak ada kotoran yang masuk dan mencemari air.

Samsul mengakui bahwa secara bisnis PDAM Kabupaten Malang rugi karen cakupan konsumennya masih kecil. Tapi proyek percontohan tersebut harus dikerjakan. “Jika respon konsumen bagus akan dikembangkan di kecamatan lain,” katanya, Kamis, 28 Februari 2013.

Proyek ZAMP di Kepanjen, Samsul, dikerjakan Mei hingga Juni dengan jumlah pelanggan 7 ribu sampai 8 ribu sambungan rumah tangga. Nilai proyek masih dihitung tapi dipastikan melebihi ZAMP di Tajinan.

Tarif dasar ZAMP dipatok lebih tinggi, yakni diperkirakan Rp 2.500 per meter kubik. Sedangkan tarif air bersih biasa Rp 1.000 per meter kubik. Itu sebanya proyek ZAMP dikembangkan di kawasan perkotaan yang berdaya beli tinggi.

Adapun di Kota Malang telah menerapkan ZAMP pada Agustus 2004. Hingga April 2012, layanan ZAMP baru menjangkau 40 persen wilayah di Blimbing dan Lowokwaru, dua darilimakecamatan diKotaMalang.

Direktur Teknik PDAM Kota Malang Teguh Cahyono mengatakan, tahun ini ditargetkan layanan ZAMP menjangkau seluruh wilayah kota. “Termasuk kawasan yang selama ini rawan air bersih,” ujarnya.

ABDI PURMONO