Sisa Kuota BBM Bersubsidi Seharusnya 300 Ribu Kiloliter

Reporter

Senin, 14 Januari 2013 18:28 WIB

Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bahan Bakar Minyak Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Siswanto mengatakan, kelebihan kuota BBM bersubsidi 2012 mencapai 153.264 kiloliter. Namun, menurut dia, seharusnya sisa kuota BBM bersubsidi mencapai 300 ribu kiloliter.

"Pada saat Natal dan tahun baru seharusnya yang disuplai BBM nonsubsidi, tapi ini malah BBM bersubsidi. Saya dapat laporan dari masyarakat, pada saat libur akhir tahun lalu, Pertamax di Pantura, jalur selatan Jawa dan Sumatera, tidak ada," kata Djoko kepada Tempo, Senin, 14 Januari 2013.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyampaikan, penyaluran BBM bersubsidi 2012 lewat perusahaan pelat merah ini mencapai 44,98 juta kiloliter. Dari kuota penyaluran BBM bersubsidi lewat Pertamina sebesar 45,11 juta kiloliter, terdapat 124.531 kiloliter yang tidak disalurkan.

Djoko menambahkan, pada Desember lalu, terjadi lonjakan penyaluran BBM bersubsidi yang tidak wajar. Penyaluran Premium yang rata-rata berkisar 75 ribu kiloliter per hari sempat meningkat menjadi sekitar 90 ribu kiloliter per hari.

"Saya mempertanyakan, dari 16 Desember 2012 ke 24 Desember 2012, kok, ada angka yang tidak wajar. Saya sudah minta Pertamina memberi laporan penyaluran per minggu supaya bisa dianalisis, tetapi ini tidak diberikan dengan alasan komputer mereka rusak," kata Djoko.


Djoko menduga, Pertamina mengucurkan BBM bersubsidi dengan jor-joran untuk menghabiskan stok yang sudah telanjur diimpor. Sejak November, Pertamina mengajukan permohonan rekomendasi mengekspor Premium dan solar. "Tapi tidak saya izinkan, karena dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012, BBM bersubsidi tidak boleh dijual ke luar negeri."

Djoko mengatakan, pihaknya akan mengecek kembali data penyaluran BBM nonsubsidi oleh Pertamina dan menganalisis data tersebut. Jika penyaluran Pertamax memang berkurang, Djoko menyatakan, ini berarti Pertamina sengaja mengurangi pasokan Pertamax dan menghabiskan stok Premium dan solar.

Ia menambahkan, bila penyaluran berjalan normal, seharusnya negara bisa menghemat subsidi sekitar Rp 1,5 triliun. "Saya mengerti Pertamina tidak mau rugi karena telanjur impor. Tapi ini, kan, tidak benar bagi negara yang mau menghemat, malah dijor-jorin," katanya.


Pada 2012, realisasi subsidi BBM, LPG, dan bahan bakar nabati (BBN) mencapai Rp 211,9 triliun. Nilai ini membengkak 54,22 persen dari pagu Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan, yang dipatok Rp 137,4 triliun.

Dalam APBNP 2012, kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 40 juta kiloliter. Namun akhirnya kuota BBM bersubsidi ditambah dua kali, pertama menjadi 44,04 juta kiloliter pada September 2012, dan kedua 45,27 juta kiloliter pada Desember 2012.

BERNADETTE CHRISTINA

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya