TEMPO Interaktif, Surabaya: Ekonom dari UGM Prof Mubyarto berpendapat bahwa bangsa Indonesia melakukan salah kaprah dalam memberikan penilaian terhadap situasi ekonomi saat ini. Salah kaprah ini terjadi ketika bangsa ini terus mengatakan bahwa dirinya berada dalam kondisi krisis ekonomi. Berbicara pada Seminar Nasional Pendidikan Koperasi di Auditorium Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (22/7), Mubyarto mengatakan bahwa krisis ekonomi hanya terjadi setahun pada 1998 saja. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus naik dan inflasi bisa ditekan.Menurut ekonom yang getol menyuarakan ekonomi kerakyatan dan ekonomi Pancasila ini, istilah krisis ekonomi adalah pencitraan yang diciptakan oleh para pengusaha besar. Tujuannya adalah agar mereka mendapatkan solidaritas dari seluruh masyarakat agar dibebaskan dari segala hutang yang selama ini dimilikinya. "Krisis ekonomi itu istilahnya para konglomerat agar dibebaskan dari utang. Itu maunya konglomerat," ungkapnya.Mubyarto justru mengingatkan bahwa yang terjadi sekarang ini adalah bukan krisis ekonomi tetapi matinya ilmu ekonomi. Pengajaran ilmu ekonomi di sekolah-sekolah, kata Mubyarto, adalah pengajaran ilmu ekonomi yang salah kaprah. Sebab, kata dia, dalam pelajaran itu, manusia digambarkan sebagai makhluk ekonomi semata. Padahal, kata dia, ada dimensi lain yang dimiliki oleh manusia, yakni sebagai makhluk sosial dan makhluk yang memiliki etika."Ekonomi diartikan sebagai produksi dan konsumsi saja. Konsumsi oleh rumah tangga. Padahal, rumah tangga juga melakukan fungsi-fungsi produksi. Nah, ilmu ekonomi yang salah seperti inilah yang diajarkan ke murid-murid kita," katanya.Sunudyantoro - Tempo News Room