TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia, Ryan Kiryanto menilai Undang-Undang baru untuk menghindari jurang fiskal berimbas psoitif terhadap perekonomian Indonesia. Kebijakan atas kesepakatan Pemerintah Obama dan Kongres Amerika Serikat itu diprediksi akan menciptakan sentimen positif pada bursa saham. Akibatnya dolar akan mengalir deras ke negara emerging countries seperti indonesia. “Rupiah akan menguat,” katanya saat dihubungi Rabu, 2 Januari 2013.
Selain melalui pasar keuangan, imbas positif mengalir melalui perdagangan. Ekspor Indonesia ke Amerika, lanjut Ryan, bakal terdongkrak. “Ini berdampak positif bagi neraca perdagangan.” Rentetan perbaikan ekspor juga diprediksi bakal terjadi untuk ekspor ke negara lain.
Ryan menilai kondusifnya fiskal Amerika segera direspon oleh pengusaha Indonesia untuk mencari negara tujuan ekspor. Negara yang potensial dijadikan sebagai tujuan ekspor adalah negara-negara yang menjadi mitra dagang Amerika.
Adapun peran pemerintah diharapkan menciptakan iklim investasi yang ramah dan nyaman bagi investor. Tujuannya agar derasnya investasi dolar tidak hanya di pasar uang melainkan juga menjadi investasi riil. “Pemerintah harus bisa menciptakan iklim yang kondusif, terutama isu perburuhan,” ujarnya.