TEMPO.CO, Washington - Indonesia bersama negara-negara berkembang lainnya diperkirakan akan memiliki peran dominan di bidang ekonomi dan politik pada 2030, mengambil alih peran negara-negara barat. Berdasarkan hasil studi Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat dalam laporan "Global Trends 2030: Alternative Worlds" disebutkan pengaruh negara-negara barat akan semakin menurun seiring stagnasi pertumbuhan yang mereka alami.
Seperti dilansir Business Times, 17 Desember 2012, Asia diperkirakan akan melampaui Amerika Utara dan Eropa dalam ukuran produk domestik bruto, jumlah populasi, belanja militer dan investasi teknologi. Dewan Intelijen Amerika menyediakan informasi bagi komunitas intelijen negara itu. Mereka menyebutkan prospek ekonomi dunia akan semakin tergantung pada posisi negara berkembang, yang dipimpin Cina, India, dan Brazil.
Pemain-pemain di kawasan seperti Indonesia dan Korea Selatan di Asia, Kolombia dan Meksiko di Amerika Latin juga akan menjadi sangat penting bagi ekonomi global. Buktinya negara-negara berkembang menyumbang lebih dari 50 persen pertumbuhan global dan 40 persen dari investasi global. Dewan Intelijen menyatakan data itu bisa berpotensi meningkat sehingga memberikan tantangan ketidakstabilan ekonomi global.
“Kontrasnya pertumbuhan yang cepat di negara-negara kawasan itu membuat ketidakseimbangan global dimana menyumbang terjadinya krisis finansial pada 2008 dan sistem internasional,” ungkap laporan itu.
Pertanyaan penting dari perkembangan ini, menurut laporan itu, adalah apakah pengembangan beragam pusat pertumbuhan ini bisa membuat daya tahan ekonomi dunia semakin meningkat.
BUSINESS TIMES | ABDUL MALIK
Berita terkait
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
9 hari lalu
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Baca SelengkapnyaImbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
17 hari lalu
Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah
28 Februari 2024
Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024
2 Februari 2024
PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services
Baca SelengkapnyaAPBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia
19 Desember 2023
Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaTarget Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan
19 Desember 2023
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.
Baca SelengkapnyaInflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen
14 Desember 2023
ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023
Baca SelengkapnyaCORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI
12 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.
Baca SelengkapnyaKebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia
8 Desember 2023
Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi Pamer Ekonomi RI Stabil 5 Persen ke Kepala Negara Lain: Kita Bangga Banget
29 November 2023
Jokowi bangga dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh di kisaran 5 persen. Ia menyebut dirinya memamerkan hal itu kepada kepala negara lain.
Baca Selengkapnya