TEMPO.CO, Jakarta - Setelah enam dekade, pemerintah akan memperbarui data zona mineralisasi Indonesia. “Pasti sudah ada perubahan zona mineral. Data baru akan menggambarkan potensi mineral dengan baik,” kata Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Calvin Karo Karo Gurusinga, pada seminar Pengembangan Eksplorasi Mineral Indonesia di Jakarta, Senin, 10 Desember 2012.
Menurut dia, perubahan zona potensi logam tak terhindarkan. ”Misalnya zona timah, dari Bangka Belitung ke Malaysia terus ke Myanmar. Lalu ini kami revisi, mungkin ada zona lain,” katanya. Perubahan zona akan berpengaruh terhadap pemilihan lokasi pengembangan mineral. Tanpa pemetaan yang jelas, kata dia, pengembangan mineral pun tak akan maksimal. Pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang yang memiliki data zona mineralisasi terbaru.
Pendataan zona mineralisasi yang baru, kata Calvin, akan memiliki cakupan yang lebih luas dengan penjabaran yang lebih detail. Ia mencontohkan data yang baru akan menjelaskan lebih terperinci bahwa di beberapa area yang terkandung timah juga merupakan zona emas. Nantinnya juga dapat diketahui tipe emas seperti apa yang terkandung dalam zona tertentu.
Pendataan zona baru diharapkan selesai akhir tahun. Sejauh ini, kata Calvin, unit geologi sudah menemukan zona emas potensial selain Nusa Tenggara Barat dan Papua. Zona emas tersebut antara lain Tapanuli Selatan, Sumatera Barat, Pulau Jawa, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, serta Pulau Buru. Terakhir, media melaporkan ada kandungan emas di Banyuwangi.
Potensi pengembangan emas ternyata juga ditemukan di perbatasan Indonesia dan Malaysia. “Di bagian Malaysia ditemukan emas, kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut di bagian Indonesia-nya,” katanya.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Kemenangan Zaki Ubah Peta Politik Keluarga Atut
Mubarok Akui Partai Demokrat Semrawut
Sutan Bhatoegana: Lepas dari Hambalang, Anas Melejit
Berita terkait
Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili
15 jam lalu
Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.
Baca SelengkapnyaWarga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum
1 hari lalu
Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden
Baca SelengkapnyaHarga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif
4 hari lalu
Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri
4 hari lalu
Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaRektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat
6 hari lalu
Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.
Baca SelengkapnyaLPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan
9 hari lalu
Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir
12 hari lalu
Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/
Baca Selengkapnya10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah
14 hari lalu
Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?
18 hari lalu
Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.
Baca SelengkapnyaJATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya
30 hari lalu
Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?
Baca Selengkapnya