TEMPO.CO, Jakarta - Aksi ambil untung dari para pelaku pasar setelah euro mencetak rekor tertingginya dalam tujuh minggu terakhir memicu apresiasi dolar Amerika Serikat terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah.
Setelah sempat menyentuh di atas level US$ 1,31, mata uang Uni Eropa berbalik melemah terhadap dolar AS karena diturunkannya peringkat Yunani oleh S&P serta kecemasan terhadap prospek ekonomi Eropa ikut memberikan tekanan terhadap mata uang lokal.
Alhasil, di transaksi pasar uang hari ini, Kamis, 6 Desember 2012, nilai tukar rupiah ditutup melemah 9 poin (0,09 persen) ke posisi 9.610 per dolar Amerika.
Analis dari Treasury Bank Negara Indonesia, Raditya Ariwibowo, mengemukakan, sentimen defisit neraca perdagangan kembali membebani pergerakan rupiah. Karena sebelumnya diprediksi surplus, justru perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sehingga neraca tahun berjalan (current account) pada triwulan keempat tahun ini bisa kembali melebar. “Ini yang menjadi ganjalan bagi penguatan rupiah,” tuturnya.
Kendati mempunyai alasan agar mata uangnya tidak menguat untuk melindungi kinerja ekspor, Bank Indonesia tidak lepas tangan dan tetap aktif di pasar untuk menjaga agar rupiah tidak melemah. “Tren rupiah memang masih melemah,” kata Raditya.
Rendahnya inflasi hingga bulan November kemarin sedikit menahan pelemahan rupiah di tengah sentimen negatif defisit perdagangan. Suku bunga BI Rate yang kemungkinan masih akan dipertahankan di level 5,75 persen diharapkan bisa menjadi penyeimbang bagi rupiah.
Masih menurut Raditya, pembicaraan mengenai fiscal cliff (jurang fiskal) yang masih mengalami tarik-ulur antara pemerintahaan Presiden Barack Obama dan Kongres membuat para pelaku pasar masih bersikap wait and see. Hari ini sentimennya positif, namun besoknya berbalik negatif. Masalah jurang fiskal akan tetap menjadi perhatian investor, walaupun Presiden Obama optimistis akan ada solusi sebelum libur Natal.
Mata uang regional sore ini beragam, dolar Singapura menguat tipis 0,01 persen ke 1,2192, dan bath Thailand juga terapresiasi 0,1 persen menjadi 30,66 per dolar AS. Sedangkan won Korea melemah 0,15 persen ke 1.083,1, peso Filipina menyusut 0,15 persen ke 40,93, serta ringgit Malaysia juga turun 0,22 persen menjadi 3,0481 per dolar.
PDAT | VIVA B. K
Berita Terpopuler:
Rumor Nikah 2 Bulan Aceng-Shinta Jadi Omongan
Begini Modus Penipuan ''Anak Anda Kecelakaan''
Bupati Aceng Diduga Memeras Rp 250 Juta
Keluarga Fany Cabut Gugatan Terhadap Bupati Aceng
Terancam Sanksi, PSSI Minta FIFA Adil
Berita terkait
Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Menguat di Angka Rp 16.088
1 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
5 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaMasih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS
8 hari lalu
Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran
9 hari lalu
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan
11 hari lalu
Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
11 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
11 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca Selengkapnya