Pertamina Rambah Bisnis Bijih Plastik  

Senin, 3 Desember 2012 20:46 WIB

TEMPO/Budi Setyarso

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan bekerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk membentuk perusahaan patungan di bidang produksi polypropylene (bijih plastik). Pabrik yang akan berlokasi di unit pengolahan VI Pertamina di Balongan, Jawa Barat, ini akan memiliki kapasitas produksi 250 ribu ton per tahun.

"Investasi pabrik ini sekitar US$ 200 juta, dengan komposisi kepemilikan 51 persen dimiliki Pertamina dan 49 persen Chandra Asri," kata Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto seusai penandatanganan nota kesepahaman pengembangan, pembangunan, kepemilikan, dan pengoperasian pabrik di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin, 3 Desember 2012.

Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan, pendirian anak usaha patungan ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan industri dalam negeri terhadap impor bijih plastik. Saat ini, Indonesia mengimpor rata-rata 500-600 ribu ton bijih plastik per tahun. "Sekitar 50 persen kebutuhan polypropylene masih diimpor, jadi potensi pasar masih besar," kata SVP Corporate Secretary and Investor Relations, Chandra Asri Suryandi, ketika ditemui di tempat yang sama.

Chrisna mengatakan, kedua belah pihak sepakat bahwa harga jual bijih plastik akan menggunakan harga acuan internasional. Namun dia menjamin harga ini akan lebih murah daripada harga produk impor karena tidak dikenai bea masuk dan ongkos angkut internasional. Pabrik baru ini rencananya mulai dibangun pada 2013 dan mulai berproduksi pada 2015.

Ke depan, Pertamina menyatakan akan lebih agresif dalam mengembangkan sektor petrokimia. Hingga 2017, Pertamina berencana berinvestasi sebesar US$ 5 miliar di bidang petrokimia. "Kami agresif mau membangun petrokimia karena margin besar bukan di bisnis kilang, tapi di petrokimia ," kata Chrisna.

Erwin mengatakan, saat ini harga beli bijih plastik mencapai US$ 1.200 per ton, sedangkan harga jualnya US$ 1.500 per ton. "Ada nilai tambah US$ 300 per ton," kata Erwin. Chrisna mengatakan, dari jumlah tersebut, biaya operasional hanya sekitar 20 persen dari nilai tambah.

Chrisna menjelaskan, saat ini bisnis petrokimia Pertamina bisa menyumbang pendapatan Rp 10-11 triliun. Ke depan, untuk mengembangkan lini bisnis petrokimia, Pertamina akan membentuk perusahaan patungan lainnya dengan mitra yang sudah bergerak dalam sektor ini. "Rencananya 1-2 tahun ke depan kami buat nota kesepahaman dulu," kata dia

BERNADETTE CHRISTINA

Berita terkait

Pertamina Merilis Competency Development Program

1 jam lalu

Pertamina Merilis Competency Development Program

Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

6 jam lalu

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

20 jam lalu

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

PT Pertamina (Persero) memberikan kado istimewa bagi kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

23 jam lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

1 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya