Pemerintah Didesak Genjot Investasi Pertanian  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Kamis, 13 September 2012 19:24 WIB

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo sedang melakukan panen padi dengan mesin perontok padi seharga Rp 300 juta di Kemangkon Purbalingga, Selasa (28/8). TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - James Whitaker, Kepala Ekonom The United States Agency for International Development (USAID) untuk Indonesia, mendesak pemerintah genjot investasi di sektor pertanian. Dia mengingatkan, krisis pangan bisa terjadi akibat perubahan iklim.

"Setiap negara harus segera berinvestasi di sektor pertanian dan mendorong petani bisa memproduksi lebih," kata James dalam diskusi harga pangan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Pacific Place, Jakarta, Kamis, 13 September 2012.

James mengatakan, krisis pangan terjadi apabila harga komoditas pangan sudah melambung tinggi, namun daya beli konsumen dunia menurun. Saat ini, negara-negara produsen perlu berhati-hati dan mulai mengantisipasi kekeringan. Sebab, akibat kekeringan inilah Amerika Serikat sudah merasakan dampaknya pada gagal panen jagung dan kedelai.

Pada satu sisi, harga pangan dunia yang meningkat ini menguntungkan petani sehingga bersemangat untuk memproduksi lebih. Namun dilema terjadi pada sisi lain bahwa permintaan dunia akan menurun akibat tingginya harga.

James menyarankan Indonesia agar lebih memperhatikan infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi dan transportasi. Jaringan irigasi dianggap penting untuk menghadapi kekeringan, sementara transportasi diperlukan agar distribusi hasil pertanian tidak mengganggu pasokan masyarakat.

Selain itu, menurut dia, pemerintah Indonesia harus mulai menerapkan teknik bercocok tanam melalui bioteknologi. Oleh sebab itu, perlu adanya pendalaman riset untuk mengantisipasi kekeringan yang berakibat pada produksi. "Perlu juga dukungan kebijakan pemerintah terhadap keamanan pangan," ujarnya.

Ekonom pertanian dan perdagangan dari Institut Pertanian Bogor, Wayan Susila, berpendapat sama. Untuk mengantisipasi krisis pangan, pemerintah harus menggenjot produksi dalam negeri sehingga membutuhkan tambahan investasi seperti pengairan dan pengembangan bibit.

Langkah lainnya, menurut dia, pemerintah tidak perlu terlalu ketat dalam perdagangan. Artinya, jika harga di luar negeri turun sementara pemerintah ingin melindungi petani, pemerintah sebaiknya ikut menaikkan tarif. "Tapi, kalau harga di luar negeri sangat tinggi, ya tarifnya diturunkan untuk melindungi konsumen," kata Wayan pada acara yang sama.

Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Anwar Nasution, menambahkan, pemerintah perlu mengolah sumber daya alam menjadi komoditas yang bernilai tambah. "Jangan hanya untuk ekspor bahan baku, seharusnya diolah supaya nilainya naik," kata dia.

ROSALINA

Berita lain:
Bumi Resources Minerals Miliki 292 Juta Ton Emas di Gorontalo

Saham Facebook Melonjak 7,7 Persen

Subsidi Listrik Mal dan Rumah Mewah Akan Dicabut

Habis Sakit, Berat Badan Dahlan Iskan Turun

Pemerintah Minta Kewenangan Tentukan Harga BBM

Berita terkait

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

20 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

59 hari lalu

Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan Australia akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

7 Maret 2024

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?

Baca Selengkapnya

We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

28 Januari 2024

We Are the World 1985, Lagu Legendaris Musisi Usa For Africa Buat Atasi Kelaparan Ethiopia

Pada hari ini, 28 Januari, di 1985, kumpulan musisi USA for Africa merilis single hits yang legendaris, We Are the World bantu atas kelaparan Ethiopia

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Gusar Korut Krisis Pangan Parah: Masalah Politik Serius

25 Januari 2024

Kim Jong Un Gusar Korut Krisis Pangan Parah: Masalah Politik Serius

Kim Jong Un mengatakan krisis pangan di Korea Utara adalah masalah politik yang serius.

Baca Selengkapnya

TPN Ganjar-Mahfud Bicara Strategi Atasi Krisis Pangan tanpa Babat Hutan seperti Food Estate

24 Januari 2024

TPN Ganjar-Mahfud Bicara Strategi Atasi Krisis Pangan tanpa Babat Hutan seperti Food Estate

Menurut Heru, Ganjar tidak akan melanjutkan program lumbung pangan (food estate) seperti dijalankan sekarang.

Baca Selengkapnya

Amran Sulaiman Janji Lanjutkan Seluruh Proyek Food Estate: Ini Masalah Perut dan..

2 November 2023

Amran Sulaiman Janji Lanjutkan Seluruh Proyek Food Estate: Ini Masalah Perut dan..

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan akan melanjutkan megaproyek lumbung pangan atau food estate. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Ditolak PM India Narendra Modi Saat Minta Impor Beras: Saya Sudah Bicara, Tidak Berani Melepas

31 Oktober 2023

Jokowi Cerita Ditolak PM India Narendra Modi Saat Minta Impor Beras: Saya Sudah Bicara, Tidak Berani Melepas

Presiden Jokowi menceritakan dirinya pernah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendapat kuota impor beras. Hasilnya?

Baca Selengkapnya

Ekonom Nilai Tingginya Impor Beras Menandakan Indonesia Rentan Mengalami Krisis Pangan

28 Oktober 2023

Ekonom Nilai Tingginya Impor Beras Menandakan Indonesia Rentan Mengalami Krisis Pangan

Indonesia akan terus terekspos dengan risiko impor beras selama tidak mampu swasembada.

Baca Selengkapnya

Krisis Pangan Semakin Nyata, SPI: Perlu Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan

16 Oktober 2023

Krisis Pangan Semakin Nyata, SPI: Perlu Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan penyebab utama ancaman krisis pangan berkaitan dengan orientasi tata kelola pangan

Baca Selengkapnya