Pasar Bersikap Hati-hati Jelang Pertemuan The Fed  

Reporter

Editor

viva

Selasa, 11 September 2012 17:09 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Sikap hati-hati para pelaku pasar menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan keputusan Pengadilan Tinggi Jerman mengenai dana talangan Uni Eropa membuat tekanan terhadap rupiah kembali meningkat. Kendati dolar AS sendiri sedang terdepresiasi terhadap mata uang utama dunia.

Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, menjelaskan, masih adanya kekhawatiran di Eropa dan pelambatan di Asia membuat mata uang lokal kembali melemah. Meskipun Bank Sentral Eropa (ECB) pekan lalu telah mengumumkan rincian pembelian obligasi pemerintah dari negara kawanan yang dilanda krisis utang mampu mendongkrak euro hingga ke US$ 1,28, tidak serta-merta meredupkan tekanan terhadap rupiah.

Dalam transaksi hari ini, Selasa, 11 September 2012, rupiah ditutup melemah 11 poin (0,11 persen) ke posisi 9.588 per dolar AS. Meningkatnya permintaan dolar AS serta menjelang pertemuan The Fed membuat apresiasi rupiah kembali tertahan.

Pasar menunggu kepastian dari Mahkamah Konstitusi Jerman apakah langkah pembelian obligasi melanggar konstitusi, karena hal ini akan sangat mempengaruhi langkah penyelamatan Eropa secara keseluruhan.

Meskipun ada pernyataan dari Presiden ECB Mario Draghi bahwa bank sentral akan melakukan pembelian obligasi dengan dana tak terbatas untuk tenor pendek 1-3 tahun, belum mampu menghilangkan kekhawatiran para pelaku pasar. “Karena saat ini bukan hanya masalah krisis likuiditas, tetapi juga krisis rasa percaya diri yang harus tetap dijaga,” tuturnya.

Turunnya ekspektasi pasar bahwa The Fed akan segera menyusul langkah Bank Sentral Eropa untuk menggulirkan stimulus agak menghambat apresiasi mata uang Asia, termasuk rupiah. Mereka lebih memilih memegang aset yang dianggap aman, yakni dolar AS, menjelang pertemuan dua hari The Fed yang akan di mulai Rabu besok. Hal ini yang membuat rupiah justru melemah di tengah menguatnya euro terhadap dolar AS.

Indonesia yang bukan negara eksportir sebenarnya diuntungkan saat terjadi krisis utang kawasan Eropa. Ditengah terjadi krisis dan pelambatan ekonomi global, ekonomi domestik masih tetap tumbuh karena tingginya permintaan domestik.

Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya kembali turun 0,205 poin (0,25 persen) ke level 80,19.

VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

18 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

8 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

9 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

11 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

11 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya