Defisit India untuk Konsumsi, Indonesia Investasi

Reporter

Jumat, 31 Agustus 2012 07:18 WIB

NERACA PERDAGANGAN TERPUKUL IMPOR MINYAK

TEMPO.CO, Jakarta - Senior Regional Economist RBS, Erik Lueth menegaskan meski sama-sama mengalami defisit pada neraca berjalan, penyebab defisit di India dan Indonesia berbeda. "India defisit karena membiayai konsumsi pemerintah, Indonesia karena investasi tinggi, (impor untuk) produksi tinggi. Tak bisa dibandingkan," ujar Erik saat memaparkan proyeksi perekonomian Indonesia, Kamis, 30 Agustus 2012.

Erik menilai wajar kondisi defisit neraca berjalan pada negara pasar berkembang seperti Indonesia. "Ketika Anda ada di tahap awal pembangunan, Anda akan defisit. Ini sangat normal bagi Indonesia," ujarnya. Pada kondisi ini, impor meningkat seiring dengan pertumbuhan investasi.

Menurutnya, yang terpenting adalah defisit terjadi lantaran impor untuk kebutuhan produksi bukan konsumsi. Erik memandang positif langkah Bank Indonesia menerapkan kebijakan uang muka untuk menahan laju impor barang untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.

Seperti diketahui, bank sentral menerapkan aturan uang muka kredit perumahan dan kendaraan bermotor mulai pertengahan Juni 2012 untuk menekan pertumbuhan kredit konsumsi. Melalui kebijakan ini, BI sekaligus meredam kemungkinan terjadinya overheating (pemanasan ekonomi) pada sektor konsumsi.

Erik berujar Indonesia tak perlu khawatir dengan potensi overheating yang disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang terlalu cepat. "Pertumbuhan kredit 25 persen tahun ini tak masalah. Rasio Kredit terhadap PDB (produk domestik bruto) masih sangat rendah," kata dia. Lagipula, BI sudah mengantisipasi dengan kebijakan uang muka minimal kredit.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Ekonom Ungkap Bahaya Defisit Anggaran Melebar, Tambah Utang Lagi

27 Februari 2024

Ekonom Ungkap Bahaya Defisit Anggaran Melebar, Tambah Utang Lagi

Pemerintah memperkirakan defisit anggaran pada 2024 akan melebar menjadi 2,8 persen terhadap PDB. Tambah utang lagi.

Baca Selengkapnya

APBN Defisit Rp 169,5 Triliun, Sri Mulyani Yakin Akhir Tahun Lebih Baik

25 November 2022

APBN Defisit Rp 169,5 Triliun, Sri Mulyani Yakin Akhir Tahun Lebih Baik

Sri Mulyani menuturkan defisit APBN akan terjadi sampai akhir tahun, namun angkanya membaik dan masih sesuai dengan target dalam Perpres.

Baca Selengkapnya

Defisit APBN Tahun Depan 2,48 Persen, PKS Ingatkan Sri Mulyani soal Tumpukan Utang

27 September 2022

Defisit APBN Tahun Depan 2,48 Persen, PKS Ingatkan Sri Mulyani soal Tumpukan Utang

Proyeksi defisit APBN ini lebih rendah dari rancangannya yang sebesar 2,85 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Defisit APBN Rp 138,1 T hingga April 2021

24 Mei 2021

Sri Mulyani: Defisit APBN Rp 138,1 T hingga April 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN mencapai Rp 138,1 triliun hingga akhir April 2021.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Sebut Defisit APBN Turun Terlalu Cepat Berbahaya

4 Juni 2020

Kemenkeu Sebut Defisit APBN Turun Terlalu Cepat Berbahaya

Kepala BKF menyatakan penurunan defisit APBN dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Akan Melonjak Jadi Rp 1.039,2 T

3 Juni 2020

Sri Mulyani Sebut Defisit APBN Akan Melonjak Jadi Rp 1.039,2 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN 2020 akan meningkat menjadi Rp 1.039,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Penanganan Corona Tak Pasti, Defisit APBN Diprediksi Melebar Lagi

19 Mei 2020

Penanganan Corona Tak Pasti, Defisit APBN Diprediksi Melebar Lagi

Defisit APBN 2020 masih dipenuhi ketidakpastian karena wabah Corona alias Covid-19 di Tanah Air tak kunjung usai.

Baca Selengkapnya

Defisit APBN Hingga Akhir Tahun Diprediksi Sekitar 2 Persen

25 Oktober 2019

Defisit APBN Hingga Akhir Tahun Diprediksi Sekitar 2 Persen

Defisit APBN 2019 diperkirakan berada di kisaran 2 - 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto.

Baca Selengkapnya

Defisit APBN Semester I 2019 Melebar Menjadi Rp 183,71 Triliun

26 Agustus 2019

Defisit APBN Semester I 2019 Melebar Menjadi Rp 183,71 Triliun

Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN sepanjang semester I 2019 melebar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Defisit Anggaran 2020 1,76 Persen dari PDB

16 Agustus 2019

Jokowi Targetkan Defisit Anggaran 2020 1,76 Persen dari PDB

Dalam pidato RAPBN 2020, Jokowi menyebut defisit anggaran direncanakan sebesar 1,76 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya