Surplus Perdagangan Cina Menyusut  

Reporter

Editor

Jumat, 10 Agustus 2012 13:34 WIB

People Bank of China. AP/Ng Han Guan

TEMPO.CO, Hong Kong - Surplus neraca perdagangan Cina menyusut secara tak terduga pada bulan Juli kemarin karena ekspor hampir tidak tumbuh dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Di lain pihak, impor sedikit meningkat, menurut data yang dirilis pemerintah Beijing hari ini, Jumat, 10 Agustus 2012.

Data–data yang baru keluar menunjukkan lesunya perekonomian Negeri Tirai Bambu yang seperti kekurangan darah. Data keluaran industri dan penjualan retail yang dirilis sebelumnya juga menunjukkan pelambatan sehingga memicu kecemasan atas prospek perekonomian negeri dengan perekonomian terbesar di dunia saat ini. Imbasnya akan berpengaruh terhadap bursa saham, komoditas, serta mata uang yang dianggap berisiko seperti dolar Australia.

Surplus perdagangan Cina bulan Juli kemarin turun menjadi US$ 25 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 31,7 miliar. Ini berarti juga lebih rendah dari perkiraan analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswire sebesar US$ 35,2 miliar.

Kinerja ekspor hanya naik 1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, sedangkan impor meningkat 4,7 persen dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya ekspor akan meningkat 8 persn dan impor tumbuh 7 persen. Pada bulan Juni, ekspor Cina berhasil meningkat 11,3 persen, sedangkan impornya tumbuh 6,3 persen.

“Data terakhir yang dirilis secara dramastis berada di bawah perkiraan sebelumnya. Ini merupakan hasil yang terburuk sejak November 2009,” kata ekonom IHS Global Insight, Alistair dan Xianfan Ren, dalam menyoroti dampak eksternal terhadap perekonomian. “Hal ini menegaskan bahwa data ekpor yang menguat di bulan Mei dan Juni berakhir anomali,” kata mereka.

“Investor langsung bereaksi dan mencoba melepas portofolionya pada aset yang dianggap berisiko hari ini ditambah data aktivitas dan keluaran pabrik yang kurang menggembirakan,” tutur Michael Turner dalam sebuah laporannya.

Bursa Shanghai siang ini turun 0,21 persen, bursa Hong Kong melemah 0,79 persen, bursa Australia susut 0,63 persen, bursa Tokyo jatuh 0,97 persen, serta bursa Singapura juga turun 0,25 persen.

Pada transaksi elektronik pasar Asia, harga emas juga turun US$ 4,3 (0,27 persen menjadi US$ 1.615,9 per troy ounce. Harga minyak mentah terkoreksi 21 sen (0,22 persen) ke US$ 93,15 per barel. Sedangkan indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia menguat tipis 0,009 poin ke level 82,647.

MARKETWATCH | VIVA B. K

Berita Terpopuler:
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube
Rhoma Irama, Kanan-Kiri Kena Jerat Hukum

Ahmad Yani: Bambang Widjajanto Jangan Seperti Preman

Kunjungi Korban Kebakaran, Fauzi Sindir Jokowi

Unsur Pidana Rhoma Irama Terbukti

Panwaslu: Celotehan Foke Melanggar Etika Politik

Robert Pattinson Ogah Bertemu Kristen Stewart

Santri Relawan Fauzi Bowo Dipukul di Jelambar Baru

Begini Nasehat SBY Kepada KPK dan Polri

Istri Kim Jong Un Pakai Tas Seharga 1,8 Juta Won

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya