TEMPO.CO, Jakarta - Cerahnya laporan keuangan emiten dan prospek perekonomian Indonesia yang positif melatarbelakangi aksi ambil untung di bursa domestik.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 7 Agustus 2012, melemah 19,91 poin (0,49 persen) ke level 4.085,58. Indeks bergerak fluktuatif cenderung menurun dan sempat menyentuh level terendahnya di 4.078,09.
Analis dari MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan pergerakan indeks yang cenderung melemah disebabkan pelaku pasar masih melanjutkan aksi ambil untungnya hari ini. “Menjelang liburan panjang dan libur hari raya, investor terdorong untuk merealisasikan keuntungannya dari akumulasi saham yang dilakukan sebelumnya,” ujarnya.
Menurut dia, aksi profit taking yang mendominasi bursa dalam sepekan terakhir disebabkan pasar masih mencermati hasil laporan kinerja emiten yang meraih laba cukup besar. “Setelah euforia laporan keuangan selesai, saatnya untuk mengambil untung,” kata Reza.
Menurut Reza, berita positif dari global sebenarnya bisa meningkatkan laju indeks. Kanselir Jerman Angela Merkel menyiratkan dukungannya terhadap pembentukan surat utang bersama Uni Eropa. Sementara dari Amerika Serikat, laba bersih emiten Standard & Poor 500 di luar ekspektasi investor. “Investor diperkirakan baru akan memulai akumulasi sahamnya pada Rabu, 8 Agustus 2012,” ujarnya.
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih baik dan dipercaya oleh komunitas internasional. Selain itu, konsumsi masyarakat terus tumbuh ditopang oleh daya beli yang kuat.
Total saham yang ditransaksikan pada hari ini mencapai 6,4 miliar lembar saham senilai Rp 5,3 triliun dengan frekuensi 125,8 ribu kali transaksi. Sebanyak 84 saham menguat, 155 saham turun, serta 90 lainnya tidak berubah. Asing mencetak pembelian bersih Rp 127,6 miliar.
Saham-saham yang menjadi pemberat indeks, antara lain XL Axiata (EXCL) yang turun 4,4 persen menjadi Rp 6.500 per lembar saham, Bank BNI (BBNI) turun 2,5 persen ke Rp 3.825 per lembar, Adaro Indonesia (ADRO) turun 2,5 persen menjadi Rp 1.550 per lembar, dan Unilever (UNVR) susut 2,4 persen ke Rp 24.000 per lembar.
Bursa Asia cenderung menguat hingga sore ini. Hingga pukul 17.00 WIB, Nikkei 225 menguat 0,88 persen ke 8.803,31 dan indeks Hang Seng naik 0,37 persen ke 20.072,55. Indeks KOSPI menguat 0,05 persen ke 1.886,80, Straits Times melemah 0,13 persen ke 3.067,74, sementara indeks komposit Shanghai menguat 0,13 persen ke 2.157,62.
PDAT | M. AZHAR
Berita terkait
Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M
13 November 2021
Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.
Baca SelengkapnyaIHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?
1 Februari 2021
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.
Baca Selengkapnya2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725
6 Desember 2018
Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah
18 Juli 2018
Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.
Baca SelengkapnyaInfobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik
25 Januari 2018
Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.
Baca SelengkapnyaDibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin
3 Januari 2018
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan
6 Desember 2017
Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.
Baca SelengkapnyaDolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587
26 Oktober 2017
Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS
25 Oktober 2017
Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.
Baca Selengkapnya5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound
24 Oktober 2017
Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.
Baca Selengkapnya