Sebuah mobil pengangkut kargo usai mengeluarkan muatan kargo dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Terminal 2F, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten (18/04). TEMPO/Arif Fadillah
TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dipastikan akan mengajukan pinjaman perbankan sebesar US$ 200 juta pada Agustus 2012. Pinjaman ini untuk mendanai belanja modal atau capital expenditure hingga akhir tahun ini.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono mengatakan pinjaman akan direalisasikan bulan ini. Pencairan pinjaman pun dilakukan dua tahap. “Yang segera cair sebesar US$ 75 juta pada Agustus ini. Sisanya sebesar US$ 125 juta kemungkinan dicairkan pada Oktober mendatang,” kata Handrito usai paparan publik Garuda di Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2012.
Menurut dia, perusahaan tengah melakukan pembicaraan dengan lima hingga enam perbankan asing. Sebagai pimpinan sindikasi, Garuda menunjuk Citibank. Pinjaman memiliki jangka waktu 5-6 tahun. “Untuk bunga pinjamannya, kami akan bicarakan lagi,” katanya.
Pinjaman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perusahaan. Dari total US$ 400 juta belanja modal tahun ini, sebesar US$ 241 juta telah terserap pada semester I 2012. Sisanya sekitar US$ 159 juta kemungkinan akan dibiayai dari pinjaman tersebut.
Hingga Juni 2012, perusahaan telah menambah 10 pesawat. Sedangkan untuk semester depan, Garuda akan menambah 10 pesawat lagi. “Pesawat tidak semuanya beli. Ada juga yang operating lease,” katanya.
Dia memperkirakan total pesawat hingga akhir tahun mencapai 105 unit. Dalam data Garuda, perusahaan mengoperasikan 95 pesawat hingga semester I 2012. Pesawat yang sedang dalam proses pengiriman antara lain satu unit Airbus 330-200, lima unit Airbus 320, dan lima unit CRJ1000. “Sementara itu, di tahun ini bakal ada satu pesawat jenis Boeing 747-400 yang bakal keluar dari daftar kami,” jelasnya.
