Hatta: Indonesia Selangkah di Depan Bank Dunia  

Reporter

Editor

Jumat, 13 Juli 2012 15:06 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa (kanan) menyambut Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati (kiri) saat bertemu di Jakarta, (12/7). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi pelambatan ekonomi dunia sudah sejalan dengan usulan Bank Dunia.

"Bank Dunia membuat tiga skenario, mulai dari yang moderat hingga worst scenario, semua harus diantisipasi dan apa yang diusulkan Bank Dunia sejalan dengan yang kami lakukan," kata Hatta dalam keterangan pers bersama Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati di kantor Presiden, Jumat, 13 Juli 2012.

Hatta melanjutkan, Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan cukup tinggi. Meski begitu, dia menilai, tetap perlu dipertimbangkan segala risiko yang ada. "Apalagi krisis di Eropa masih belum akan berakhir dan barangkali risikonya atau puncaknya terjadi pada 2013," kata dia.

Kemarin, Bank Dunia memperkirakan tiga skenario pertumbuhan ekonomi yang akan dialami Indonesia tahun depan terkait dengan kondisi global. Pertama, dengan asumsi krisis global berlanjut, pertumbuhan Indonesia diperkirakan berada di kisaran 6-6,4 persen pada 2013. Pelemahan itu diprediksi akan berdampak ke Indonesia menjelang akhir 2012. Pertumbuhan pun akan melemah tipis karena gejolak di Eropa plus tantangan fiskal yang dihadapi Amerika Serikat.

Kedua, jika perekonomian dunia sama persis seperti 2009 lalu, di mana pasar keuangan internasional beku, yang menyebabkan mitra dagang tumbuh negatif, hilangnya tingkat kepercayaan investor, dan penurunan komoditas dunia. “Dengan situasi itu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,8 persen pada 2012 dan 4,7 persen pada 2013,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle.

Ketiga, bila pelemahan global makin parah dan panjang, maka pertumbuhan Indonesia diperkirakan turut merosot menjadi 5,7 persen tahun ini. Tahun berikutnya turun lagi tinggal 3,8 persen. Dampak yang paling signifikan adalah harga komoditas anjlok, yang menyebabkan pendapatan negara turun tajam.

Dengan gejolak pasar keuangan internasional seperti itu, Stefan menyarankan Indonesia meningkatkan kesiapan menghadapi krisis dan menjadikannya prioritas kebijakan.

ARYANI KRISTANTI

Berita Terpopuler:

Foke Tidak Angkat Telepon dari Jokowi?

Jokowi Dituding Khianati Warga Solo

Jokowi Unggul Karena Ilmu ''Kebatinan''

Pilkada DKI Digugat ke MK, Jokowi Bisa Menang 1 Putaran

Asal Muasal Kotak-Kotak ala Jokowi-Ahok

Jokowi Menang, Taufik Kiemas Kembali Sentil Mega

Ameri Ichinose, Bintang Porno Kekasih Kagawa

John Kei Terancam Hukuman Mati

Jokowi Pulang, Foke ‘Hilang’






Advertising
Advertising

Berita terkait

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

5 jam lalu

5 Negara dengan Tingkat Urbanisasi Paling Tinggi di Asia, Indonesia Termasuk?

Urbanisasi menjadi penentu zaman ketika lebih dari separuh populasi dunia kini tinggal di perkotaan.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

11 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

17 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

36 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

37 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

38 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

45 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

3 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

2 Maret 2024

Apa Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran?

Bank Dunia menilai program andalan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran tersebut bisa memberikan dampak pada ekonomi.

Baca Selengkapnya