Survei Negara Gagal, Pemerintah Akui Buruk 2 Indikator  

Reporter

Editor

Selasa, 26 Juni 2012 06:45 WIB

Armida S. Alisjahbana. ANTARA/Saptono

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menyatakan, berdasarkan survei Fund for Peace tentang failed state index (FSI), Indonesia hanya mendapat status buruk pada dua indikator. “Demographic pressure dan group grievance,” ujarnya, Senin, 25 Juni 2012.

Maksudnya, dia menjelaskan, demographic pressure atau tekanan demografi, seperti bencana alam, penyakit, dan polusi. “Sedangkan group grievance antara lain adanya diskriminasi, penindasan, dan kekerasan terhadap etnis.”

Indikator pada dua hal ini menunjukkan posisi Indonesia terus memburuk dalam enam tahun terakhir (2007-2012). Sebagai gambaran, kata Armida, indikator demographic pressure pada 2007 mendapat nilai 7, lima tahun kemudian naik menjadi 7,4. Semakin tinggi nilai dalam indeks, kondisinya kian buruk.

Dalam indeks negara gagal (FSI) 2012, Indonesia menduduki peringkat ke-63 dari 178 negara. Dalam kategori tersebut, RI masuk kategori negara dalam bahaya (in danger) menuju negara gagal. Indonesia masih jauh tertinggal dibanding Singapura, yang berada di posisi ke-157 dengan skor 35,6. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-110 dan Thailand di peringkat ke-84 dengan skor 77.

Meski dua indikator dinilai buruk, kata Armida, Indonesia mendapat enam indikator yang bernilai baik dan empat indikator stagnan. Enam indikator yang bernilai baik adalah refugees (pengungsi), human rights (hak asasi manusia), uneven development (pembangunan tidak merata), economic decline (penurunan ekonomi), public services (pelayanan publik), dan external intervention (intervensi pihak luar).

Adapun empat indikator lainnya yang dinilai stagnan adalah legitimacy of the state (legitimasi negara), human rights, security apparatus (aparat keamanan), dan factionalized elites (pertentangan elite). "Stagnan bisa dikatakan berada di tengah-tengah, bukan buruk ataupun baik,” kata Armida. Hanya, dia mengakui, jika seluruh nilai dari 12 indikator ditotal, Indonesia mendapatkan nilai 80,6 atau masuk kategori buruk.

Pengamat ekonomi dari Standard Chartered, Fauzi Ichsan, mengatakan FSI tak perlu ditanggapi berlebihan oleh pemerintah. Sebab, kredibilitas lembaga yang mengeluarkan indeks patut dipertanyakan, termasuk penilaian kategorinya. Yang punya otoritas memberikan status negara gagal atau tidak seharusnya lembaga multilateral, seperti PBB atau Bank Dunia. “Investor tak akan terpengaruh,” kata Fauzi.”

ALI NY | ISTMAN | ROSALINA

Berita terkait

Taliban Segera Umumkan Pemerintahan Baru di Afghanistan, Siapa Saja?

2 September 2021

Taliban Segera Umumkan Pemerintahan Baru di Afghanistan, Siapa Saja?

Taliban sedang bersiap mengumumkan pemerintahan baru Afghanistan. Siapa saja yang akan menjadi pejabat?

Baca Selengkapnya

Wagub Uu Ajak ICMI Bangun Jabar

30 November 2019

Wagub Uu Ajak ICMI Bangun Jabar

Prioritas pembangunan Pemprov Jabar saat ini adalah mengurangi kesenjangan di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Ingin Selamat dari Perang Dunia III? Pindahlah ke Negara Ini

11 Oktober 2017

Ingin Selamat dari Perang Dunia III? Pindahlah ke Negara Ini

Konflik Amerika Serikat dan Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir ini memicu kekhawatiran terjadinya Perang Dunia III.

Baca Selengkapnya

Din Syamsuddin Sebut Konsep Khilafah Digaungkan HTI Salah Kaprah

23 Agustus 2017

Din Syamsuddin Sebut Konsep Khilafah Digaungkan HTI Salah Kaprah

Sebab, kata Din Syamsuddin, Indonesia telah menjalankan konsep khilafah dengan mengamalkan nilai-nilai keislaman.

Baca Selengkapnya

Menteri Penerima Opini Disclaimer dari BPK Bakal Kena Sanksi

24 Mei 2017

Menteri Penerima Opini Disclaimer dari BPK Bakal Kena Sanksi

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pengelolaan anggaran kementerian atau lembaga pemerintahan dari BPK harus baik di tahun depan.

Baca Selengkapnya

2,5 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Publik Merasa Puas 64,4 Persen

22 Maret 2017

2,5 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Publik Merasa Puas 64,4 Persen

Lembaga Indo Barometer merilis hasil survei menyangkut evaluasi publik terhadap 2,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, tingkat kepuasan publik 64,4 persen.

Baca Selengkapnya

Agus Pambagio: Komunikasi Pemerintah ke Publik Masih Buruk  

2 Februari 2017

Agus Pambagio: Komunikasi Pemerintah ke Publik Masih Buruk  

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengungkapkan masih belum berjalannya komunikasi publik yang baik dari pemerintah Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Pimpinan MPR Bahas UU MD3 Hingga Haluan Negara

24 Januari 2017

Jokowi dan Pimpinan MPR Bahas UU MD3 Hingga Haluan Negara

Jokowi dan Pimpinan MPR menggelar rapat konsultasi yang membahas UU MD3, Haluan Negara, 2 peringatan hari besar, dan Lembaga Pemantapan Pancasila.

Baca Selengkapnya

Rayakan Dua Tahun Jokowi-Kalla, Fadli Zon Bikin Puisi

22 Oktober 2016

Rayakan Dua Tahun Jokowi-Kalla, Fadli Zon Bikin Puisi

Fadli Zon mengatakan ini puisi dua tahun Jokowi-JK ini spontan dibuat di ponselnya.

Baca Selengkapnya

Wiranto Panggil Sejumlah Menteri ke Kantornya, untuk Apa?  

13 September 2016

Wiranto Panggil Sejumlah Menteri ke Kantornya, untuk Apa?  

Yang hadir dalam rapat koordinasi itu adalah anggota Tim Crisis Center pemerintah RI. Anggota tim yang belum tampak adalah Kepala BIN Budi Gunawan.

Baca Selengkapnya