Malaysia akan Kehabisan Lahan Sawit  

Reporter

Editor

Kamis, 24 Mei 2012 14:07 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Petaling Jaya - Malaysia akan kehabisan lahan yang cocok untuk perkebunan kelapa sawit dalam tiga sampai empat tahun ke depan. Sementara Indonesia masih punya waktu 10-20 tahun lagi untuk ekspansi areal tanaman penghasil minyak nabati itu.

Berdasarkan laporan Rabobank, kedua negara tersebut menyumbang 85 persen atau sekitar 42 juta ton dari total produksi minyak sawit dunia tahun lalu. Direktur pada Divisi Penelitian dan Penasihat Pangan dan Agrobisnis Rabobank, Pawan Kumar, menyebut beberapa hal terkait dengan peningkatan permintaan minyak sawit yang signifikan.

Dia mengatakan industri minyak sawit Malaysia telah mengalami fase lebih dewasa dalam pembangunan industri, bahkan sebelum Indonesia memulai fase pertumbuhan tersebut. Menurut dia, butuh penanaman kembali secara besar-besaran di Malaysia untuk mencapai tahun keemasan dalam pertumbuhan produksi.

Berdasarkan Departemen Pertanian Amerika (US Department of Agriculture/USDA), sekitar 3-4 persen dari total area perkebunan Malaysia ditanam kembali setiap tahunnya. "Pada tingkat ini, butuh waktu hampir seperempat abad untuk menanam kembali keseluruhan areal nasional," kata Pawan seperti dikutip Starbiz, Kamis, 24 Mei 2012.

Menurut dia, kekurangan pemanenan buah di perkebunan lokal bisa diatasi dengan pelonggaran aturan tenaga kerja asing. "Paling tidak 80 persen buruh perkebunan di Malaysia adalah orang Indonesia. Dengan pertumbuhan industri minyak sawit Indonesia yang tinggi, ada persaingan yang ketat untuk mempertahankan para pekerja kembali ke negaranya (Indonesia)," kata dia. Lebih lanjut dia mengatakan potensi peningkatan hasil produksi bisa dilakukan melalui praktek pengelolaan yang terbaik dan pengembangan benih.

USDA juga menunjuk bahwa Sarawak dianggap paling berpotensi untuk pertumbuhan perkebunan sawit. Tapi areal yang tersedia lebih banyak berupa dataran rendah lahan gambut pesisir atau hutan pedalaman terdegradasi yang diklaim oleh penduduk asli.

Hal yang harus dipertimbangkan paling banyak hanya 800 ribu hektare lahan yang bisa diolah menjadi kebun kelapa sawit di Malaysia pada tahun-tahun mendatang.

Ahli Industri, MR Chadran, percaya bahwa Malaysia hanya bisa mendorong hingga 500 ribu hektare lahan untuk wilayah budidaya kelapa sawit baru. Sebagian besar berada di Sarawak.

Lahan seluas 900 ribu hektare di Sarawak telah ditanami kelapa sawit. Dalam waktu dekat, tanaman kelapa sawit di wilayah tersebut akan ditambah menjadi 1,5 juta. "Delapan tahun mendatang Malaysia hanya bisa memiliki sekitar 5,5 juta hektare areal tanaman kelapa sawit," kata Chandran. Padahal saat ini lahan kelapa sawit yang tersedia sudah mencapai 5 juta hektare.

Sementara itu, Pawan juga mempunyai data lahan kelapa sawit di Indonesia. Berdasarkan laporan survei lahan pemerintah Indonesia, ada sekitar 24,5 juta hektare yang cocok untuk budi daya tanaman sawit.

Dari jumlah tersebut, seluas 8 juta hektare telah ditanami, sehingga tersisa sekitar 16-17 juta yang cocok untuk menjadi perkebunan kelapa sawit di masa mendatang.

Dengan asumsi bahwa Malaysia akan mencapai batas produksi kelapa sawit, Indonesia perlu memperluas lahan 640 ribu hektare per tahun agar bisa memenuhi permintaan global. Selain itu dengan asumsi 50 persen lahan tambahan yang tersedia, dalam 10-12 tahun Indonesia juga akan kehabisan areal kelapa sawit.

Dengan adanya keterbatasan lahan dan regulasi pembatasan pengembangan perkebunan baru serta meningkatnya permintaan, pelaku industri akan memilih mengeksplorasi wilayah geografis lainnya. Di Asia Tenggara, Thailand merupakan produsen minyak sawit yang signifikan. Tapi, ukuran perkebunannya masih kecil dengan hasil produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rabobank berharap fokus ekspansi regional masih akan tetap berada di Malaysia dan Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan.

Adapun di luar Asia, Pawan mengatakan pelaku industri sudah memulai kemungkinan ekspansi minyak sawit di Afrika dan Amerika Selatan.

STARBIZ | EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

8 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

45 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

47 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

53 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

54 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

55 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

56 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

6 Maret 2024

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

4 Maret 2024

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya