TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Temenggung menyatakan tidak akan menjual aset di bawah harga dasar atau floor price, termasuk aset PT Texmaco. Sudah kita buktikan, kalau tidak memenuhi floor price kan tidak pernah jual, katanya usai rapat kerja dengan Komisi Perbankan dan Keuangan DPR, di gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (5/2) malam. BPPN menawarkan aset kredit Texmaco senilai Rp 29,05 triliun pada Program Penjualan Aset Kredit (PPAK) tahap ketujuh. Meski sudah ditawarkan sebanyak empat kali, perusahaan milik Marimutu Sinivasan ini tetap tidak laku terjual. Namun, Syafruddin mengatakan tidak akan menurunkan harga sahamnya. Nggak pernah kita fire sale (obral), katanya.Ia mencontohkan program divestasi pada Bank Lippo yang akhirnya dimenangkan oleh Konsorsium Swissasia Global. BPPN bertahan menggunakan nilai buku terhadap saham Bank Lippo seharga Rp 591,5 per lembar saham. Selama ini saya tunjukkan. Tidak perlu saya jamin, katanya.Texmaco sudah ditawarkan pada Program Penjualan Aset Strategis (PPAS) tahap pertama dan kedua. Selain itu aset ini disertakan juga dalam PPAK tahap keenam. Aset kredit Texmaco berupa exchangeable bond atau surat utang yang bisa ditukar menjadi aset Texmaco senilai Rp 29,05 triliun. Rinciannya, perusahaan induk Texmaco, yakni PT Bina Prima Perdana (tekstil) menerbitkan surat utang senilai Rp 5,28 triliun dan US$ 284,83 juta, PT Jaya Perkasa Engineering (alat-alat berat) juga menerbitkan surat utang senilai Rp 5,71 triliun dan US$ 1,47 miliar.BPPN tidak akan memberikan kredit baru kepada Texmaco. Syafruddin juga merasa optimis sisa waktu masa kerja BPPN ini bisa dipakai untuk menjual asetnya dengan untung. Kalau ada investor yang tepat, why not, katanya. Yandi MR - Tempo News Room