Obligasi Rekap Bisa Jeblok Bila Menkeu Terbitkan Obligasi Dolar  

Reporter

Editor

Selasa, 27 Maret 2012 15:04 WIB

Jajara Direksi PT. Bank Ekspor Indonesia pada paparan publik mengenai penerbitan obligasi oleh PT. BEI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (7/5). PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun. Tempo/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Royal Bank of Scotland (RBS) menilai keputusan Menteri Keuangan Agus Martowardojo masuk ke pasar global dengan menerbitkan obligasi denominasi dolar bisa membuat investor asing berpaling dari obligasi rekap (rupiah).

“Ketika obligasi rekap mencapai titik terendahnya awal Maret lalu akibat ekonomi global yang membaik, langkah pemerintah mengeluarkan obligasi global bisa menjauhkan investor asing terhadap pasar obligasi rekap,” kata RBS Head of Emerging Markets Asia, FX Trading, Stuart Oakley, di Jakarta, hari ini. Tingkat imbal hasil obligasi rekap tercatat negatif setelah obligasi rekap diterbitkan.

Keputusan Menkeu itu sebagai upaya untuk menutup setengah dari estimasi kenaikan defisit anggaran. Stuart mengatakan bila kebutuhan lokal tercukupi sebenarnya tak perlu mengeluarkan obligasi global (dolar).

Ia menjelaskan dalam pasar obligasi global Indonesia harus bersaing dengan obligasi dalam mata uang dolar lainnya. Investor juga akan lebih memilih bermain di dolar. "Untuk apa saya masuk ke lokal," ujarnya.

Pada pasar global, investor juga bisa mendapatkan bunga yang lebih tinggi, terlebih jika banyak yang menerbitkan obligasi di sana. Berbeda jika pemerintah tetap bermain di obligasi lokal. Investor yang mau berinvestasi di Indonesia mau tidak mau harus bermain di rupiah.

RBS Head of Rates and FX Strategy Asia Local Markets, Chia Woon, juga menyoroti larinya dana asing akibat membaiknya risiko ekonomi di pasar global. "Pemerintah harus berupaya keras untuk mempertahankan minat investor global terhadap pasar obligasi domestik," ucap Chia. Aliran dana modal asing, kata Chia, telah menjadi pedang bermata dua bagi Indonesia. Pada satu kuartal terakhir hal ini menjadi titik lemah Indonesia.

Membaiknya risiko ekonomi global tak hanya berdampak pada aliran modal asing, tapi juga laju penguatan rupiah. "Meskipun tidak ada keraguan terhadap kekuatan struktural perekonomian Indonesia, kekhawatiran akan rupiah merupakan dampak dari tantangan cyclical yang harus dihadapi dan kebijakan moneter dari pemerintah," ujar Stuart.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

37 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya