Dipastikan, BPPN Bubar 27 Februari 2004

Reporter

Editor

Kamis, 15 Januari 2004 22:29 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sidang kabinet terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/1), memutuskan masa tugas Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tetap berakhir pada 27 Februari 2004. Presiden menugaskan Menteri Koordinator Perekonomian bersama anggota Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK), Menteri Sekretaris Negara, Kejaksaan Agung, dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membantu menyiapkan pembubaran BPPN itu. "Sebelum akhir masa tugas ini, juga akan dibentuk tim likuidasi yang dibentuk melalui keputusan presiden," kata Syafruddin Temenggung, Kepala BPPN. Tim likuidasi ini akan menjadi counterpart (pembanding) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan komite audit independen yang melakukan proses audit BPPN. Rencananya, tim ini akan diketuai Menteri Koordinator Perekonomian selaku ketua KKSK. Tim ini juga diharapkan bisa membereskan hal-hal yang bersifat transisi. Dua pekan ke depan, persiapan pembentukan tim diharapkan sudah selesai. "BPPN akan menyelesaikan transaksi sisa dalam Januari ini. Jadi, Februari diambil alih oleh tim likuidasi," kata Sayfruddin. Sayangnya, sidang kabinet belum memutuskan mekanisme proses pelimpahan aset BPPN. "Aset BPPN bisa langsung ditransfer ke menteri keuangan. Menteri keuangan lah yang akan memisahkan kembali aset itu untuk kemudian dibentuk BUMN," kata Syafruddin lagi. Soal aspek hukum yang akan dihadapi pasca bubarnya BPPN, seperti siapa yang menjadi wakil jika BPPN digugat di Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, atau Mahkamah Agung. Ini siapa yang akan menggantikan, kata Syafruddin, kemungkinan akan dibentuk instansi yang akan mewakili BPPN sebagai penggugat atau tergugat dalam suatu perkara. "Ini memang masih dalam proses pendalaman. BPPN adalah institusi yang menjalankan tugas dan fungsi negara. Ketika bubar, pemerintah yang akan memutuskan perwakilan BPPN dalam persoalan hukum," kata Syafruddin.Sementara, menurut Faisal Basri, pengamat ekonomi, rapor merah berlaku bagi semua masa kepemimpinan dalam BPPN. "Upaya BPPN dalam mengelola aset kredit tidak berjalan dengan baik. Saat ini, aset kredit BPPN tersisa sebesar Rp. 41 triliun yang didominasi debitur besar bermasalah, seperti Texmaco (Rp. 27 triliun), Dipasena (Rp. 4 triliun), Tirtamas (Rp. 3 triliun), Dirgantara Indonesia (Rp. 3 triliun), Bali Nirwan Resort (Rp. 2 triliun) dan debitur lainnya sebesar Rp. 2 triliun. Sementara, sisanya sebesar Rp. 6 triliun merupakan aset-aset properti yang tidak terjual pada program penjualan sebelumnya," papar Faisal.Dalam laporan keuangannya, kata Faisal, diperlukan evaluasi keuangan secara komprehensif yang dilakukan audit independen. "Selama ini prosesnya tidak transparan," katanya. Yandi MR - Tempo News Room

Berita terkait

Cak Imin Kumpulkan 230 Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB di Makassar, Sampaikan 3 Kriteria Ini

3 menit lalu

Cak Imin Kumpulkan 230 Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB di Makassar, Sampaikan 3 Kriteria Ini

Cak Imin menyebutkan tiga kriteria utama untuk calon kepala daerah dari PKB pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

5 menit lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

11 menit lalu

Israel Usir Warga Palestina dari Rafah, Belgia: Invasi akan Berujung pada Pembantaian

Brussels sedang berupaya menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Israel, kata wakil perdana menteri Belgia

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

11 menit lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penemuan Air Conditioner atau AC Pertama Kali oleh Seorang Dokter

23 menit lalu

Kilas Balik Penemuan Air Conditioner atau AC Pertama Kali oleh Seorang Dokter

Memasuki musim kemarau, AC banyak digunakan orang untuk mendinginkan ruangan dari hawa panas. Namun, sudah tahukah bagaimana penemuan AC?

Baca Selengkapnya

Gagal Ikut SNBT 2024? Jalur Pendaftaran Mandiri Itera Ini Bisa Dijajal

24 menit lalu

Gagal Ikut SNBT 2024? Jalur Pendaftaran Mandiri Itera Ini Bisa Dijajal

Institut Teknologi Sumatera (Itera) membuka peluang tes Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN) Barat hingga Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

26 menit lalu

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

Biaya pendidikan STIP mencapai puluhan juta rupiah per semester

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Awiek PPP Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

27 menit lalu

Pengamat Sebut Awiek PPP Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

Politikus PPP Achmad Baidowi meraih 359.189 suara nasional di Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

31 menit lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

34 menit lalu

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

Baca Selengkapnya