DPR Tuding BI Istimewakan Bank Artha Graha

Reporter

Editor

Rabu, 1 Februari 2012 06:45 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Nusron Wahid, mempertanyakan perlakuan istimewa Bank Indonesia kepada PT Bank Artha Graha International. Perlakuan khusus itu diberikan dalam restrukturisasi bunga pinjaman subordinasi.

Yang mengajukan peninjauan bunga ada tiga bank, yaitu Bank Danamon, Bank Mega, dan Bank Artha Graha. “Tapi kenapa cuma satu yang diterima?" kata Nusron saat rapat dengar pendapat di Komisi Keuangan DPR, Selasa, 31 Januari 2012.

Dia menjelaskan, pada 1997 Bank Indonesia memberi pinjaman subordinasi untuk penyehatan sejumlah bank. Ketika itu diputuskan bunga sistem capping (batas atas) sebesar 6 persen. Dalam perjalanannya, Bank Danamon, Bank Mega, dan Bank Artha Graha mengajukan peninjauan kembali atas bunga pinjaman.

Pada 2008, kata Nusron, bank sentral memutuskan bunga bersifat efektif dan tidak lagi menggunakan bunga batas atas. "Bank Artha Graha mendapat potongan bunga 2,75 persen menjadi 3,25 persen, bank lain tidak," ujar dia. Sedangkan dua bank lainnya dikenai bunga 6 persen dan 5 persen.

Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan 2010 mencatat, ada kekurangan penerimaan bunga sebesar Rp 497 miliar dari Bank Artha Graha. "Intinya, kekurangan penerimaan bunga sebesar 25 persen," kata anggota Dewan dari Fraksi Partai Golkar itu.

Wakil Ketua Komisi Keuangan Harry Azhar Aziz menambahkan, bank sentral harus memiliki alasan kuat memberlakukan kebijakan berbeda terhadap Bank Artha Graha. "Jika tidak kuat, maka ada unsur kesengajaan," kata dia.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan institusinya sudah menagih kekurangan atau selisih bunga Bank Artha Graha akibat restrukturisasi pinjaman subordinasi itu. "Sudah lama (penagihan)," ujar Halim.

Halim membantah adanya perlakuan berbeda kepada bank penerima pinjaman subordinasi. Dia menjelaskan, yang dilakukan bukan potongan bunga seperti yang berkembang selama ini, melainkan restrukturisasi. Kebijakan ini diberikan, kata dia, tergantung kondisi kesehatan bank masing-masing.

Wakil Direktur Utama Bank Artha Graha Wisnu Chandra, ketika dimintai konfirmasi, tidak menjawab pesan yang dikirim Tempo. Begitu juga pada saat dihubungi melalui telepon seluler, dia tidak mengangkat panggilan.

MARTHA THERTINA | DINA BERINA | GUSTIDHA

Berita lain:
KPK Minta Bantuan BI Soal Kasus Cek Pelawat
Miranda Tidak Dapat Bantuan Hukum dari BI
Dekat dengan Bos Artha Graha? Ini Kata Miranda
KPK Incar Artha Graha
KPK akan Minta Hasil Audit Bank Artha Graha
Pengacara Artha Graha : Kami yang Memesan Cek itu
Nunun Menolak Diperiksa di Gedung KPK
ICW: Ungkap Pendonor Dana Nunun

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya