TEMPO Interaktif, Jakarta - Pasar obligasi berhasil melanjutkan trend bullish-nya setelah harga obligasi pemerintah kembali naik. Hal ini memicu turunnya imbal hasil seiring membaiknya sentimen pasar finansial global pekan lalu. Penguatan harga obligasi pemerintah tidak terlepas dari optimisme perkembangan masalah di Eropa.
Corporate Secretary Indonesia Bond Price Agency (IBPA), Tumpal Sihombing, mengemukakan, pertemuan bank sentral Eropa pada 8 Desember dan Pertemuan Tingkat Tinggi pimpinan Uni Eropa sehari kemudian diperkirakan akan memutuskan kembali untuk mengajukan pinjaman kepada Bank Sentral Eropa (ECB). Nantinya pinjaman akan disalurkan melalui lembaga International Monetary Fund (IMF) dengan nilai mencapai 200 miliar euro (US$ 270 miliar). Negara yang berpotensi mendapatkan pendanaan tersebut adalah Italia dan Spanyol.
“Aksi bersama antar-bank sentral dunia untuk mengurangi biaya pinjaman dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) kepada perbankan Eropa serta diturunkannya giro wajib minimum perbankan oleh bank sentral Cina turut meningkatkan rasa percaya diri bagi para pelaku pasar,” dia memaparkan.
Risiko pasar turun didorong oleh membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat, seperti angka pengangguran yang turun menjadi 8,6 persen dari semula 9 persen, serta lapangan kerja yang bertambah di sektor pertanian menjadi 120 ribu pada November lalu. Turunnya risiko pasar ini mampu memangkas yield (imbas hasil) obligasi Eropa pekan lalu.
Bullish-nya imbal hasil masih mendominasi pergerakan indeks kurva yield obligasi pemerintah (IBPA-IGSYC) pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Rata-rata penurunan yield di semua tenor mencapai 19,5 basis poin (bps). Penurunan tercepat terjadi pada obligasi dengan tenor panjang (8-30 tahun) rata-rata turun 21,6 bps. Yield dengan tenor pendek (1-4 tahun) turun 8,8 bps. Sedangkan tenor menengah (5-7 tahun) juga turun 17,9 bps.
Indeks GBIX-Clean Price naik 1,5472 poin (1,21 persen) ke level 129,0498 dari posisi sebelumnya di 127,5026. Demikian pula dengan indeks GBIX-Total Return berhasil menguat 1,9013 poin (1,21 persen) ke level 159,2875 dari posisi sebelumnya di 157,3863. Sebaliknya, indeks GBIX-Effective Yield turun 2,59 persen menjadi 6,349 persen.
Harga obligasi pemerintah seri Benchmark di semua tenor naik antara 56,33-411 bps, sedangkan imbal hasilnya turun antara 6,14-34,31 bps. Harga obligasi pemerintah seri FR0054 (dengan tenor 20 tahun) harganya naik 411,09 basis poin (bps) ke level 124,2699, dan menekan turunnya imbal hasil sebesar 34,31 bsp menjadi 7,1743 persen. Diikuti obligasi seri FR0053 (tenor 10 tahun) harganya naik 143,89 bps ke posisi 114,9947, sehingga imbal hasilnya turun 18,52 bps menjadi 6,1593 persen.
Harga obligasi seri FR0056 (tenor 15 tahun) juga menguat 62,62 bps ke level 115,5262 dan membuat yield-nya turun 6,14 bps menjadi 6,7021 persen. Demikian pula dengan obligasi seri FR0055, harganya ikut naik 56,33 bps ke level 107,8578 dan memaksa imbal hasilnya melemah 13,06 bps menjadi 5,483 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu
37 hari lalu
CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.
Baca SelengkapnyaBRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula
3 Februari 2024
ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate
Baca SelengkapnyaDBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan
24 Januari 2024
DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.
Baca SelengkapnyaTertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
9 Januari 2024
OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaDana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham
29 Desember 2023
Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.
Baca SelengkapnyaKreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir
19 Desember 2023
Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.
Baca SelengkapnyaObligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara
14 Desember 2023
Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaObligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.
Baca SelengkapnyaBos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan
30 November 2023
Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa
28 November 2023
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?
Baca Selengkapnya