TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Aburizal Bakrie mengimbau para pengusaha untuk realistis menanggapi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan bunga bank. Alasannya, saat ini dunia usaha perbankan syariah masih berjumlah sedikit dibandingkan yang konvensional. "Kalau ekonomi sudah jalan dengan syariah, way not?" kata Aburizal, di Jakarta, Jumat (19/12). Memang, kata Bakrie, MUI berwenang untuk menetapkan suatu fatwa seperti juga contohnya, fatwa yang mengharamkan bunga bank dari deposito, tabungan dan kredit. "Tapi secara fakta, perbankan konvensional memberikan bunga yang besar untuk peminjaman kredit usaha. Perbankan juga memiliki dana yang besar," katanya. Menurut Bakrie, fatwa bisa diterapkan tergantung kuatnya perekonomian Indonesia. Tapi, dengan kondisi masih dalam tahap berkembang saat ini, tidak bisa dipastikan kapan fatwa itu bisa diterapkan. Walau demikian, menurut Ical-begitu panggilannya, jika para pengusaha menerapkan sistem perbankan syariah dikhawatirkan dapat dimanfaatkan pihak lain untuk mengambil keuntungan dalam pengambilan peminjaman kredit di bank konvensional. "Pengusaha-pengusaha islam akan terlempar dari dunia usaha," katanya. Tentunya, kata Ical, akan menimbulkan masalah baru yaitu sulitnya menjadi entrepeneur atau pedagang yang profesional. "Saat ini di dunia internasional dan nasional, perbankan syariah belum kuat," katanya. Martha Warta - Tempo News Room