TEMPO Interaktif, London - LONDON - British Airports Authority (BAA), operator bandar udara terbesar di Inggris berencana menjual bandara Edinburgh Skotlandia seharga 500 juta euro. Penjualan ini dilakukan sesuai dengan putusan Komisi Persaingan Usaha Inggris (CC).
Awal bulan lalu CC memerintahkan BAA untuk menjual salah satu dari dua bandara yang mereka kelola di Skotlandia, Glasgow dan Edinburgh. Putusan ini dikeluarkan lantaran BAA dinilai terlalu dominan dalam bisnis pengelolaan lapangan udara.
Sebelumnya perusahaan milik konsorsium Grupo Ferrovial Spanyol itu juga dipaksa memilih untuk menjual salah satu dari dua bandara di Inggris, Stansted atau Gatwick.
Tak dimungkiri putusan ini ibarat buah simalakama bagi BAA, yang juga mengelola bandara terbesar di Inggris, Heathrow."Memilih satu dari keduanya merupakan keputusan yang sulit. Tapi Glasgow kami nilai memiliki peluang lebih besar di masa depan," kata CEO BAA, Colin Matthews seperti dikutip Bloomberg kemarin.
Bandara Edinburgh rencananya dilepas melalui lelang, dengan harga taksiran awal sekitar 500 juta euro atau U$ 693 juta.
Hingga kuartal ketiga tahun ini, jumlah penumpang bandara Edinburgh naik 9,5 persen menjadi 7.2 juta. Angka ini lebih besar ketimbang Glasgow yang mencatat kenaikan penumpang 5,7 persen atau 5.3 juta orang dalam periode yang sama.
Kini manajemen BAA tengah mempersiapkan penjualan Edinburgh yang rencananya akan dilego paling lambat pada musim panas tahun depan.
Andrew Lobbenberg, analis royal Bank Of Scoland memperkirakan Edinburgh laku dengan harga lebih dari 500 juta euro. Sedangkan John Strickland analis penerbangan JLS Consulting London menilai BAA bakal mengalami kondisi sulit setelah melepas Edinburgh. Karena itu BAA harus lebih agresif membangun Glasgow.
"Ini betul-betul bom bagi mereka karena Edinburgh adalah permata Skotlandia." ujarnya.