1,1 Juta Nasabah Tajir di Indonesia Jadi Incaran Bank

Reporter

Editor

Selasa, 18 Oktober 2011 12:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perbankan nasional mengincar nasabah kaya untuk menikmati layanan produk premium (wealth management). Ketua Certified Wealth Managers'Association (CWMA), Darmadi Sutanto, mengatakan jumlah orang kaya di Indonesia yang semakin banyak merupakan ceruk pasar besar bagi bank.

Menurutnya, potensi nasabah layanan premium saat ini mencapai 1,1 juta orang. Naik dua kali lipat dibandingkan empat tahun lalu yang baru mencapai 600-an ribu orang. Dalam tiga tahun terakhir, kata dia, dunia bisnis berkembang pesat sehingga menciptakan orang-orang dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

"Mereka adalah orang yang membelanjakan uangnya mencapai US$ 10-20 per hari," kata Darmadi di sela-sela konferensi internasional Wealth Management & Private Banking ke-4 di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2011.

Darmadi, yang juga Direktur Consumer dan Retail Banking PT Bank Negara Indonesia, mengatakan produk premium terus berkembang. Saat ini, nasabah prioritas BNI mencapai 10 ribu orang. Jumlah dana yang terkelola mencapai Rp 30 triliun, naik dibanding tahun lalu yang berkisar Rp 27 triliun.

Menurut Darmadi, masih banyak orang kaya di Indonesia yang belum mendapatkan layanan premium. "Mungkin mereka yang baru deposito belum sampai ke investasi. Atau mereka yang menyimpan dananya di bank asing," kata dia.

Maka perbankan harus bisa memberi layanan yang diinginkan orang-orang tersebut. "Kalau kami bisa berikan layanan itu, uang bisa sirkulasi ke bank lokal," ujarnya.

Salah satu seminar yang akan diadakan oleh CWMA antara lain penjelasan-penjelasan tentang wealth management kepada para eksekutif di perbankan. "Sebab, mungkin selama ini wealth management belum dapat perhatian penuh karena kontribusinya belum besar," kata Darmadi.

Beberapa tahun terakhir, ada integrasi antara industri perbankan dan industri keuangan lain, seperti pasar modal, asuransi, dan dana pensiun. Hal ini memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan wealth management di Indonesia, di samping kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini.

Namun perkembangan tersebut tidak diiringi penjelasan tentang "profil risiko" yang benar kepada nasabah wealth management. Padahal pemahaman risiko di balik imbal hasil (return) yang diperoleh nasabah adalah hal yang penting.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

5 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

14 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

14 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

18 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

28 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

30 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

30 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

32 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya