Hatta: Tak Ada Revisi Undang-Undang Lalu Lintas Devisa

Reporter

Editor

Selasa, 20 September 2011 18:45 WIB

TEMPO/Zulkarnain

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah tidak akan merivisi undang-undang lalu lintas devisa sebagai tanggapan atas kebijakan Bank Indonesia. “Tidak ada (revisi),” katanya di Jakarta Selasa 20 September 2011.

Mulai 1 Oktober mendatang Bank Sentral mewajibkan eksportir menyimpan devisa di lembaga keuangan dalam negeri. Kebijakan itu, menurut Hatta, tidak bertentangan dengan rezim devisa yang dianut Indonesia. “Rezim devisa kita tetap saja seperti ini,” ujarnya. Selama ini Indonesia merupakan negara yang menganut rezim devisa bebas yaitu ada kebebasan menyimpan devisa di dalam ataupun luar negeri.

Menurut Hatta kebijakan Bank Indonesia tidak bertentangan rezim devisa yang dianut pemerintah atau bermaksud membatasi. “Hanya BI minta agar kalau ada devisa yang dimasukan ke Bank kita (dalam negeri) agar lebih gampang pencatatan,” katanya.

Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu menyambut positif langkah Bank Sentral. Menurut dia kebijakan ini merupakan langkah antisipasi krisis ekonomi global yang diprediksi bakal melanda Indonesia akhir 2013. Namun langkah ini, lanjut Anggito, dapat menimbulkan rumor negatif karena kebijakan ini biasanya diberlakukan saat situasi ekonomi tenang. “Bisa saja muncul rumor jangan-jangan Indonesia juga sudah kena krisis,” katanya beberapa waktu lalu.

Kebijakan ini hanya menjadi kerja Bank Sentral tanpa melibatkan pemerintah. Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan tidak melakukan program khusus membantu suplai data jumlah devisa eksportir ke Bank Indonesia. “Kami tidak merekam itu,” katanya pekan lalu.

Adapun Kepala Hubungan Masyarakat Direktorat jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Martediansyah mengatakan instansinya hanya mencatat pelaku dan nilai ekspor. Jumlah devisa yang disimpan di luar negeri tidak tercatat oleh Bea dan Cukai.

AKBAR TRI KURNIAWAN

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

15 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

16 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

23 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya