Pembangunan Kawasan Wisata Mandalika Lombok Menunggu Investor  

Reporter

Editor

Minggu, 19 Juni 2011 14:03 WIB

Terminal bandara Internasional Lombok. TEMPO/SUPRIYANTHO KHAFID

TEMPO Interaktif, Mataram - Pembangunan kawasan wisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), membutuhkan pembiayaan investor.

Pelaksana tugas Kepala Badan Penanaman Modal NTB Hery Erpan Rayes menjelaskan, kawasan wisata Mandalika seluas 1.250 hektare yang diperindah pantai pasir putihnya sepanjang 7,5 kilometer hingga saat ini belum bisa dikelola karena belum mendapatkan kejelasan siapa investor yang berminat mengucurkan dananya.

Menurut Hery Erpan Rayes, Bali Tourism Development Corporation (BTDC) selaku BUMN yang diserahi tugas mengelola kawasan wisata di Kabupaten Lombok Tengah, sudah meminta izin Gubernur NTB Muhammad Zainul Madjdi untuk mendapatkan pinjaman.

”Supaya BTDC segera bisa action, sehingga nilai kawasan lebih bagus harganya,” kata Hery Erpan Rayes kepada Tempo, Minggu, 19 Juni 2011. Hery belum bisa menjelaskan jumlah dana yang dibutuhkan untuk ditawarkan kepada calon investor.

Sementara itu, Gubernur NTB Muhammad Zainul Madjdi telah menyiapkan bahan presentasi untuk dipaparkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam presentasi tersebut, diperinci keseluruhan kebutuhan investasi mencapai US$ 3,35 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. Biaya tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas publik dan privat.

Pada lahan seluas 270 hektare bisa didirikan 7.620 unit bangunan dan di atas lahan 210 hektare bisa dibangun 7.039 kamar hotel.

Sebelumnya, kawasan wisata Mandalika diminati Emaar Properties, perusahaan negara milik Pemerintah Uni Arab Emirat.

Tapi, kemudian dibatalkan akibat krisis ekonomi. Padahal, semua kebutuhan infrastruktur mulai disiapkan. Di antaranya bandara internasional Lombok senilai Rp 945,8 miliar, kebutuhan air bersih, jalan by pass, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap 25 megawatt (MW) senilai Rp 296 miliar.

Ketua Komisi III Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Dewan Perwakilan Rakyat Daerah NTB Misbach Mulyadi mengatakan, ada calon penanam modal yang akan melakukan presentasi di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal di Jakarta untuk menggarap kawasan Mandalika.

Misbach pun meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan fasilitas pembiayaan dari APBN. Selain itu, diperlukan kemudahan pinjaman kepada konsorsium nasional yang berminat membangun kawasan wisata Mandalika.

”Konsorsium nasional sudah ada yang berani menyulap kawasan wisata Mandalika dalam waktu dua tahun,” ujar Misbach meski belum bisa menyebutkan nama konsorsium yang dimaksud.

Pembangunan kawasan wisata Mandalika, kata Misbach, perlu segera diwujudkan. Apalagi Pemerintah Provinsi Bali telah menyatakan moratorium pembangunan hotel baru.

Bahkan, jika segera ada investor yang membangun kawasan wisata Mandalika, Pemerintah Provinsi NTB siap jika ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan konferensi APEC 2013.

Menurut Misbach, investasi yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas pelaksanaan APEC diperkirakan mencapai US$ 400 juta. Di antaranya pembangunan infrastruktur, termasuk sekitar 20 hotel berbintang dan convention hall yang mampu menampung 3.000-4.000 orang.

Jika kawasan wisata Mandalika dijadikan tempat pelaksanaan konferensi APEC, hal itu akan memberikan dampak ketersediaan lapangan kerja.

Dengan membangun 20 hotel baru dengan 200 kamar setiap hotel, dengan rasio satu kamar butuh tujuh karyawan, bakal diserap 28 ribu pekerja.

”Maka, dalam waktu sebulan ini harus diputuskan penunjukan investor ataupun mekanisme pendanaannya. Investor bisa merampungkan pekerjaannya dalam 18 bulan,” ucap Misbach.

Menurut Misbach, jika pembangunan kawasan wisata Mandalika terlaksana, pemerintah daerah akan mendapatkan manfaat lebih besar dibandingkan harus memperebutkan tujuh persen saham PT Newmont Nusa Tenggara senilai US$ 245,7 juta.

Misbach juga menjelaskan, kawasan wisata Mandalika juga pernah diminati jaringan hotel internasional. Di antaranya JW Marriot, Ritz-Carlton, Banyan Tree, dan Sheraton. Namun, hingga saat ini tidak ada tanda-tanda kelanjutannya.

SUPRIYANTHO KHAFID






Advertising
Advertising



Berita terkait

Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

5 April 2018

Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara

White Beach, Pulau Boracay, merupakan tempat tujuan pantai terbaik kedua di Asia oleh TripAdvisor ditutup mulai 26 April, puncak liburan musim panas.

Baca Selengkapnya

Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

14 Februari 2018

Tempat Romantis Rayakan Valentine di Australia

Salah satu lokasi untuk liburan romantis merayakan Valentine adalah di Perth, ibu kota Australia Barat. Hanya 4,5 jam penerbangan dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

24 September 2017

Indahnya Wisata di Resor Pertanian Taiwan

Tak hanya mengandalkan hasil panen, petani di Taiwan juga membidik bisnis wisata dengan menyediakan penginapan dan aneka atraksi menarik.

Baca Selengkapnya

Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

24 September 2017

Wisata Pertanian Taiwan, Bersalin Rupa di Generasi Kedua

Sejumlah lahan pertanian yang melakukan ekspansi ke bisnis wisata di Taiwan, banyak dikelola oleh generasi muda.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

9 September 2017

Tahun Ini Singapura Punya 6 Tempat Wisata Baru  

Tahun ini, setidaknya ada enam sarana wisata baru yang telah dan akan diluncurkan pemerintah Singapura untuk menggaet lebih banyak wisatawan.

Baca Selengkapnya

Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

9 September 2017

Kiat Berwisata ke Jepang dengan Biaya Hemat  

Meski Jepang terbilang sebagai destinasi wisata yang mahal, dengan perencanaan yang tepat, Anda bisa berlibur di Jepang dengan biaya hemat.

Baca Selengkapnya

Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

5 September 2017

Ada Tiga Cara untuk Mencapai Tembok Besar Cina dari Beijing  

Tidak heran, bahkan untuk mencapai gerbang Tembok Besar Cina dari kota Beijing pun sudah menjadi perjuangan tersendiri. Begiu juga saat pulangnya.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

5 September 2017

Di Tengah Cuaca Ekstrim, Tembok Besar Cina Tetap Ramai Turis  

Di tengah ancaman cuaca ekstrim masih banyak turis yang mengunjungi Tembok Besar Cina.

Baca Selengkapnya

Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

9 Agustus 2017

Sejak Ada Jokowi, Madame Tussaud Hong Kong Ramai Turis Indonesia

KJRI Hong Kong menyatakan jumlah pengunjung asal Indonesia meningkat.

Baca Selengkapnya

Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

8 Juli 2017

Wisata Uji Nyali Menyusuri Skywalk di Atas Jurang di Cina

Skywalk yang terdiri dari konstruksi kaca ini berada 120 meter di atas jurang yang menganga.

Baca Selengkapnya