Sejak 2005, Kertas Leces Terus Merugi

Reporter

Editor

Rabu, 2 Maret 2011 18:05 WIB

TEMPO/ Tulus Wijanarko

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor produksi kertas, PT Kertas Leces (Persero), terus mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Kerugian perusahaan pada 2008 sebesar Rp 49 miliar, pada 2009 Rp 53 miliar, dan pada 2010 (anaudited) Rp 78 miliar.

“Bahkan sebenarnya sudah sejak 2005. Itu semata-mata karena struktur keuangan yang tidak sehat. Untuk itu, jajaran direksi telah membuat program perbaikan sehingga kondisi rugi menjadi untung,” kata Direktur Utama Kertas Leces Martoyo Sugandi, dalam rapat dengar pendapat umum bersama Komisi Keuangan DPR, Rabu (2/3), di gedung DPR.

Pada 2011-2012, perusahaan akan merestrukturisasi keuangan dan operasionalnya. Menurut Martoyo, saat ini perusahaan memiliki utang kepada pemerintah berupa RDI dan DDI sekitar Rp 461 miliar Akibatnya bank tidak bersedia memberikan pendanaan kepada perusahaan sejak 2004.

Selain kepada pemerintah, perusahaan juga berutang pada investor. Tetapi saat ini sudah ada kesepakatan agar dilakukan buyback terhadap utang tersebut. Sementara, pada 2013-2015 perusahaan akan melakukan transformasi bisnis. Jadi tidak hanya menjual kertas, perusahaan juga akan menjual bahan baku berupa ampas tebu.

“Kami sedang memproses permintaan agar pembayaran utang kepada pemerintah dapat dicicil selama 2 tahun,” kata Martoyo. Perusahaan juga berharap ada suntikan modal kerja dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN), dan yang dibutuhkan sekitar Rp 440 miliar. Ini akan digunakan untuk proses restrukturisasi yang dilakukan perusahaan.

Perusahaan ditargetkan kembali beroperasi pada Juli tahun ini, sembari menunggu selesainya pembangunan boiler batubara. Saat ini, pembangunan sudah berjalan 70 persen dan ditargetkan selesai pada Juli 2011. Pembangunan pabrik tersebut juga untuk mengurangi biaya energi yang dikeluarkan.

“Kami memiliki biaya energi yang cukup tinggi dibandingkan kompetitor. Kalau kompetitor kami biayanya sekitar US$ 80 per ton produk, sementara kami US$ 160 per ton produk. Dengan pembangunan boiler, maka biaya energi diharapkan turun menjadi US$ 80 per ton produk,” katanya.

EVANA DEWI


Berita terkait

Profil Wiko Migantoro yang Diangkat Erick Thohir jadi Wakil Dirut Pertamina

1 Februari 2024

Profil Wiko Migantoro yang Diangkat Erick Thohir jadi Wakil Dirut Pertamina

Wiko Migantoro resmi diangkat sebagai salah satu direksi baru PT Pertamina (Persero) pada Rabu, 31 Januari 2024. Seperti apa profilnya?

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Rombak Susunan Direksi dan Komisaris PGN, Arief Setiawan Handoko Ditunjuk jadi Dirut

31 Mei 2023

Erick Thohir Rombak Susunan Direksi dan Komisaris PGN, Arief Setiawan Handoko Ditunjuk jadi Dirut

Erick Thohir menunjuk Arief Setiawan Handoko sebagai direktur utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN, menggantikan M Haryo Yunianto.

Baca Selengkapnya

Komisaris dan Direksi BSI Dirombak Usai Serangan Siber, Ini Deretan Perintah Erick Thohir

22 Mei 2023

Komisaris dan Direksi BSI Dirombak Usai Serangan Siber, Ini Deretan Perintah Erick Thohir

Erick Thohir merombak jajaran direksi dan komisaris BSI usai serangan siber yang membuat bank pelat merah itu tersebut terganggu pada pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris BNI, Ini Susunan Terbarunya

31 Agustus 2022

Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris BNI, Ini Susunan Terbarunya

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir merombak susunan direksi dan komisaris PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda: Kehilangan Dua Orang Direksi Sebuah Pukulan yang Berat, namun...

15 Agustus 2021

Bos Garuda: Kehilangan Dua Orang Direksi Sebuah Pukulan yang Berat, namun...

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan lebih jauh soal perombakan jajaran komisaris dan direksi perusahaan penerbangan itu.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Geser Posisi Bos Pertamina Jadi Direktur Utama PGN

4 Mei 2021

Erick Thohir Geser Posisi Bos Pertamina Jadi Direktur Utama PGN

Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Muhammad Haryo Yunianto menjadi Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Hutama Karya, 2 Direktur Diganti

27 Februari 2021

Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Hutama Karya, 2 Direktur Diganti

Menteri BUMN Erick Thohir merombak jajaran direksi PT Hutama Karya (Persero). Siapa saja direktur yang diganti?

Baca Selengkapnya

Angkat Dirut Baru, Erick Thohir Ganti Direksi Pelindo III

19 Juni 2020

Angkat Dirut Baru, Erick Thohir Ganti Direksi Pelindo III

Erick Thohir kembali merombak perusahaan BUMN, kali ini Pelindo III.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Tunjuk Rully Setiawan Jadi Corsec Baru

6 Maret 2020

Bank Mandiri Tunjuk Rully Setiawan Jadi Corsec Baru

Rully Setiawan menggantikan posisi Rohan Hafas yang dipromosikan menjadi Senior Executive Vice President (SEVP) Corporate Relation Bank Mandiri.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Tunjuk Loto Srinaita Ginting Jadi Komut Pegadaian

28 Februari 2020

Erick Thohir Tunjuk Loto Srinaita Ginting Jadi Komut Pegadaian

Menteri BUMN Erick Thohir merombak jajaran Komisaris dan Direksi PT Pegadaian (Persero).

Baca Selengkapnya