Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama Diprediksi 6,5 Persen
Kamis, 17 Februari 2011 23:37 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto pada kuartal pertama tahun ini bisa mencapai 6,5 persen. Capaian tersebut didukung oleh konsumsi, investasi, dan ekspor. Meski konsumsi masih mendominasi namun belakangan pertumbuhan investasi dan ekspor juga semakin meningkat.
"Ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kuncinya di investasi dan ekspor," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (17/2).
Menurut Bambang, pertumbuhan konsumsi diperlukan sebagai pertumbuhan ekonomi dasar agar tidak mudah terkena krisis. Masih tingginya peran konsumsi ini akhirnya mendorong sektor komunikasi, transportasi, dan perdagangan
Bambang mengatakan saat ini investasi portofolio masih lebih besar dari investasi asing langsung. "Pergerakan investasi masih dipengaruhi oleh capital inflow," katanya. Idealnya, menurut Bambang, investasi asing langsung yang lebih permanen seharusnya lebih tinggi dibandingkan portofolio.
Pada 2011 pemerintah memproyeksikan kemungkinan investasi langsung akan melebihi investasi di portofolio yang selama tahun ini akan sedikit menurun. "Ini kebalikan dari 2010. Cukup bagus karena investasi asing mulai kembali ke Indonesia," ujar Bambang.
IQBAL MUHTAROM
"Ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kuncinya di investasi dan ekspor," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (17/2).
Menurut Bambang, pertumbuhan konsumsi diperlukan sebagai pertumbuhan ekonomi dasar agar tidak mudah terkena krisis. Masih tingginya peran konsumsi ini akhirnya mendorong sektor komunikasi, transportasi, dan perdagangan
Bambang mengatakan saat ini investasi portofolio masih lebih besar dari investasi asing langsung. "Pergerakan investasi masih dipengaruhi oleh capital inflow," katanya. Idealnya, menurut Bambang, investasi asing langsung yang lebih permanen seharusnya lebih tinggi dibandingkan portofolio.
Pada 2011 pemerintah memproyeksikan kemungkinan investasi langsung akan melebihi investasi di portofolio yang selama tahun ini akan sedikit menurun. "Ini kebalikan dari 2010. Cukup bagus karena investasi asing mulai kembali ke Indonesia," ujar Bambang.
IQBAL MUHTAROM
