TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswna Migas) Eri Purnomohadi, memperkirakan bahwa saat pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dilaksanakan pada awal April nanti diperkirakan akan ada peralihan konsumen besar-besaran ke SPBU yang berada di wilayah perbatasan. "Seandainya pembatasan disetujui, untuk Jabodetabek akan ada masalah di 26 SPBU yang terletak di perbatasan. Mereka akan diserbu karena masih boleh berjualan premium," ujar Eri, ketika hadir dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (08/02).

Dua puluh enam pompa bensin itu tersebar di Tangerang (balaraja) sebanyak 12 SPBU, Serang sebanyak 5 SPBU, Bogor sebanyak 2 SPBU, Sukabumi 1 SPBU, Bekasi(Lemah abang) 4 SPBU, dan Karawang (Teluk Jambe) 2 SPBU.

Penyerbuan ini, terjadi karena hingga saat ini belum ada teknis pengawasan yang pasti diberikan oleh Pemerintah. Oleh karenanya, Eri meminta pemerintah melakukan pengawasan secara berkesinambungan sejak sebelum hari H pembatasan berlangsung hingga sebulan setelahnya untuk menghindari kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. "Pengawasan seperti itu tidak mungkin diserahkan kepada operator, kami tidak mau menambah beban kepada operator, kalau ada kisruh kasian operatornya mungkin nanti bisa jadi target," katanya.

Eri menambahkan, setidaknya diperlukan 2000 aparat legal untuk mengawasi berjalannya program pembatasan BBM jika benar akan dilangsungkan pada bulan April depan. "Kalau 1 april kami minta ada pengawas khusus pokoknya, jangan sampai operator kami yang hanya melayani seperti biasa, disuruh senyum, ditambah pekerjaan yang berat untuk memilah-milah itu sangat berat," katanya.

GUSTIDHA BUDIARTIE