Negara Berkembang Mulai Perangi Inflasi

Reporter

Editor

Senin, 10 Januari 2011 06:16 WIB

Sejumlah pekerja hilir mudik pada jam sibuk di Sydney, Rabu (28/10). Indeks Harga Konsumen dan inflasi Australia akan diumumkan oleh Biro Statistik Australia pada hari ini. REUTERS/Daniel Munoz
TEMPO Interaktif, Brasilia - Negara-negara berkembang yang menjadi mesin penggerak ekonomi dunia setelah krisis keuangan 2008 mulai memerangi inflasi yang cenderung meningkat belakangan ini. Bank sentral empat negara dengan pertumbuhan paling cepat, yakni Brasil, Rusia, India, dan Cina (BRIC), menaikkan suku bunga acuannya. Setelah krisis, empat negara ini telah menyumbang seperlima dari kegiatan ekonomi global.

Selain mengerek suku bunga, empat negara ini mengambil langkah tambahan untuk meredam kenaikan harga, terutama harga makanan. India dan Rusia, misalnya, melarang ekspor bawang dan gandum. Sedangkan Cina berjanji akan mengontrol barang-barang seperti minyak goreng.

Akhir pekan lalu, Brasil mengumumkan laju inflasi 2010 mencapai 5,9 persen, tercepat dalam enam tahun terakhir. Meski demikian, tingkat inflasi ini masih lebih rendah dibanding hiperinflasi yang dialami Brasil pada awal 1990-an. Tapi, para analis mengatakan kekhawatiran Brasil terhadap inflasi tahun lalu terlalu berlebihan karena masih di bawah inflasi saat krisis 2008.

“Inflasi merupakan salah satu risiko utama tahun ini,” kata Nickholas Kwan, ekonom Standard Chartered di Hong Kong. Tidak mengherankan jika tingkat inflasi yang terus meningkat membuat Cina, India, dan Brasil sangat khawatir. Apalagi harga-harga komoditas di sejumlah negara maju di Eropa dan Amerika justru sedang turun.

“Pemulihan ekonomi Amerika yang lebih cepat diprediksi memicu inflasi,” kata Nickholas Kwan. Apalagi Bank Sentra Amerika (The Fed) baru saja mengguyur likuiditas senilai US$ 600 miliar ke sistem perekonomiannya yang membuat harga komoditas dan inflasi melonjak seiring pelemahan dolar. Meski Chairman The Fed, Ben Bernanke, yakin likuiditas ini tidak memicu inflasi, harga-harga komoditas juga merangkak naik.

Menurut Prasad Shanker, ekonom Cornell University, kebijakan negara-negara berkembang kewalahan menghadapi kebijakan negara maju. Brasil yang paling merasakan kebijakan itu karena kebijakan suku bunga tinggi 10,75 persen. Meski dirancang untuk menekan inflasi, gejolak harga komoditas sulit dihindari. Untuk menekan kenaikan suku bunga lebih lanjut, Brasil mencoba membatasi kucuran kredit dan meningkatkan cadangan perbankan.

Sementara itu, inflasi di Cina telah mencapai 5,1 persen pada November tahun lalu, yang dipicu oleh lonjakan harga pangan hingga 11,7 persen. Adapun harga-harga pangan di India hingga pekan terakhir Desember tahun lalu naik hingga 18 persen. Ekonomi India diprediksi tumbuh 8,75 persen sampai akhir tahun yang berakhir pada 31 Maret 2011.

Negara berkembang lain, seperti Peru, juga menaikkan suku bunga pekan lalu dan Meksiko melaporkan inflasinya mencapai 4,4 persen atau di atas perkiraan. Bank sentral Thailand diperkirakan bakal menaikkan suku bunganya pekan ini. Korea Selatan juga akan mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga pekan ini.

Sedangkan inflasi Indonesia tahun lalu hampir 7 persen yang merupakan level tertinggi dalam 20 bulan terakhir dan melebihi target inflasi Bank Indonesia sebesar 6 persen.

WALL STREET JOURNAL | VIVA B. K

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya