Tahap Pertama Fed Kucurkan Dana US$ 105 Miliar

Reporter

Editor

Kamis, 11 November 2010 08:00 WIB

Ben Bernanke. AP/Richard Drew
TEMPO Interaktif, Washington—The Fed (bank sentral Amerika Serikat) akan membeli obligasi pemerintah senilai US$ 105 miliar yang dimulai minggu ini setelah diluncurkannya program stimulus jilid kedua guna mendorong perekonomian.

Bank sentral AS Rabu kemarin mengatakan, obligasi tersebut akan dibeli melalu serangkain 18 operasi pasar yang dimulai pada hari Jumat dan berakhir pada 18 Desember mendatang. Pembelian ini merupakan yang pertama sejak The Fed mengumumkan pembelian obligasi pemerintah (Treasury bill) senilai US$ 600 miliar selama delapan bulan kedepan.

The Fed akan membeli US$ 75 miliar utang pemerintah sebagai bagian dari program baru serta US$ 30 miliar dari portofolio kredit kepemilikan yang telah jatuh tempo dengan total sebesar US$ 105 miliar untuk tahap pertama. Dimana minggu lalu bank sentarl AS mengatakan akan membeli obligasi senilai US$ 110 per bulan.

Pengumuman The Fed ini membuat indeks Dow Jones naik tipis 10,29 poin menjadi US$ 11.357,04. Dan harga obligasi pemerintah untuk tenor 30 tahun bergerak naik setelah The Fed melakukan pembelian sebesar US$ 16 miliar.

Dalam transaksi kemarin untuk obligasi tenor dengan 30 tahun harganya naik 37,5 sen sehingga memangkas imbal hasilnya turun menjadi 2,65 persen dari sebelumnya 2,66 persen. Sedangkan untuk obligasi dengan tenor 2 tahun imbal hasilnya juga turun tenjadi 0,43 persen dari posisi sebelumnya di 0,45 persen.

Melalui pembelian ini The Fed bermaksut untuk mendorong ketingkat yang lebih rendah suku bunga hipotek, pinjaman korporasi dan pinjaman lainnya. Suku bunga hipotek perumahan telah jatuh kelevel terendahnya dalam beberapa dekade mengantisipasi aksi dari The Fed ini. Tujuannya adalah agar biaya pinjaman akan lebih murah sehingga bisa memancing masyarakat untuk meningkatkan belanja.

Suku bunga obligasi yang rendah akan memacu investasi bisnis, dan harga saham yang naik juga kaan meningkatkan penghasilan rumah tangga yang sebelumnya terpangkas akibat resesi.

Gubernur The Fed Ben Bernanke, mengatakan ini seperti rantai peristiwa yang akan menghasilkan siklus lebih baik dan selanjutkan bisa mendukung ekspansi ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi pada gilirannya nanti akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan perekrutan tenaga kerja,” kata dia.

Namun, beberapa pejabat The Fed lainnya dan para ekonom mengatakan bahwa program ini akan banyak membantu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran yang saat ini berada di 9,6 persen.

Bahkan program stimulus lanjutan ini bisa menimbulkan masalah baru seperti tinggi inflasi, melambungnya harga komoditas, obligasi serta saham sehingga bisa menciptakan bubble (gelembung) karena spekulasi. Hal ini bisa terlihat dari melonjaknya harga emas yang berada diatas US$ 1.400 per troy ounce sebagai antisipasi kekhawatiran inflasi.

Program The Fed ini juga telah menimbulkan kekhawatiran di belahan dunia lainnya. Cina dan negara – negara lainnya telah mengeluh bahwa kucuran likuiditas ini bisa berdampak negatif bagi mereka. Sebab, dengan melemahnya dolar AS membuat mata uang mereka akan menjadi mahal sehingga akan mengganggu kinerja ekspor serta memicu inflasi.

YAHOONEWS.COM/AP/VIVA

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

40 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya